Apakah
anda masih ingat film ‘Fitna’? Film Kontroversial yang mengundang
kecaman seantero jagad Islam karena dianggap menghujat dan
menistakan/memperolok Nabi Muhammad SAW. Adalah Arnoud Van Doorn, mantan politisi Belanda yang anti-Islam terlibat dalam pembuatan film itu.
Sekarang ia berubah 180 derajat dengan
menjadi seorang mualaf. Menurut Al-Jazeera dan rilis media Saudi Gazette
(23/4/2013) Van Doorn mengunjungi makam Nabi Muhammad di Madinah. Di
sana, ia salat dan memohon maaf karena menjadi bagian dari film yang
menghujat Islam dan Rasulullah itu.
Arnoud Van Doorn bukanlah nama baru dalam
jagat perpolitikan Belanda. Ia aktif di PVV, bahkan menjadi salah satu
pucuk pimpinan sebagai Wakil Ketua. Tetapi justru itulah yang mengusik
hatinya. Mengapa partainya selalu memusuhi Islam? Rasa penasaran Van Doorn terhadap Islam semakin tak terbendung, hingga ia pun mulai mempelajari apa itu Islam yang sebenarnya.
“Saya benar-benar mulai memperdalam
pengetahuan saya tentang Islam karena penasaran,” kata Van Doorn
mengenang awal mula hidayah Islam menghampirinya.
Rasa penasaran itu membuat Van Doorn
mencari terjemah Al-Qur’an, hadits, dan buku-buku referensi Islam. Hari
demi hari berikutnya ia lalui dengan membaca dan mengkaji buku-buku itu
satu per satu, tanpa meninggalkan aktifitasnya yang lain. Selama ini Van
Doorn hanya tahu Islam dari perkataan orang-orang yang membencinya.
Orang-orang yang dekat dengan Van Doorn
sebenarnya tahu bahwa Van Doorn membaca referensi Islam, tetapi agaknya
mereka tidak sampai berpikir bahwa itu akan menjadi jalan hidayah bagi
Van Doorn. Karena lazim dalam dunia mereka, mengkaji sebuah pemikiran
atau suatu faham tanpa harus mempercayai dan mengikutinya. Bahkan, tidak
sedikit orang yang mempelajari Islam untuk kemudian menyerangnya.
Van Dorn menghabiskan waktu hampir
setahun untuk mengkaji Qur’an, Sunnah dan sejumlah referensi Islam
tersebut. Ia juga menyempatkan berdialog dengan penganut Islam untuk
mengetahui lebih jauh tentang agama yang menarik hatinya tersebut.
“Orang-orang di sekitar saya tahu bahwa
saya telah aktif meneliti Qur’an, sunnah dan tulisan-tulisan lain selama
hampir setahun ini. Selain itu, saya juga telah banyak melakukan
percakapan dengan Muslimin tentang agama,” ujar Doorn kepada televisi
Al-Jazirah Inggris.
Semakin lama mempelajari Islam, Van Doorn
semakin tertarik. Ia mulai merasakan Islam sebagai sesuatu yang
spesial. Meskipun sebelumnya ia juga memiliki pondasi Kristen sebagai
agamanya, Van Doorn merasakan Islam itu istimewa.
Apa yang selama ini ada dalam kepalanya
bahwa Islam itu fanatik, menindas wanita, tidak toleran, membabi buta
memusuhi Barat, perlahan hilang dari pikirannya. Van Doorn menemukan
Islam sebagai sesuatu yang sama sekali berbeda dari apa yang pernah ia
sangka.
Van Doorn juga menemukan, Islam adalah
agama yang cinta damai. Tidak seperti tuduhan media Barat yang selama
ini mencitrakan Islam sebagai teroris.
“99 persen kaum muslimin adalah pekerja
keras dan pecinta damai. Jika lebih banyak orang mempelajari Islam yang
benar, semakin banyak orang yang akan melihat keindahan itu,” kata Van
Doorn ketika diwawancarai oleh MNA.
Jalan hidayah bagi Van Doorn semakin
terbuka lebar ketika bertemu dengan seorang Muslim bernama Aboe
Khoulani, seorang rekannya yang menjabat di Dewan Kota Den Haag. Selain
menjelaskan Islam lebih jauh, ia juga menghubungkan Van Doorn dengan
Masjid As-Soennah.
Puncak “pertarungan batin” dialami Van
Doorn beberapa waktu kemudian. Apakah ia akan mengikuti hidayah yang
diamini oleh fitrahnya itu atau sebatas menjadikannya sebagai
pengetahuan. Beruntung, saat-saat itu tidak berlarut-larut. Setelah
mantap dengan Islam, Van Doorn pun mengikrarkan syahadat. Ia pun menjadi
Muslim dan menjadi saudara bagi sekitar 1,9 milyar umat. Tetapi bagi
partai dan pengikutnya, Van Doorn dicap “pengkhianat.”
Selain itu ia juga berencana membuat film
yang berbalikan dengan sebelumnya, tentang Islam sebagai agama yang
penuh kelembutan. Bulan lalu ia memutuskan untuk masuk Islam setelah
mempelajari agama yang kerap ia hina, juga Rasulullah yang sebelumnya ia
lecehkan bersama petinggi Partai Untuk Kebebasan yang beraliran sayap
kanan.
Menurut pengakuan Van Doorn, Apa yang ia
lakukan sebelum ini sebagai anti-Islam mengharuskannya mempelajari lebih
jauh tentang Islam dan kemudian dalam prosesnya ia mendapat pemahaman
yang lebih baik dan mendapat hidayah atas usahanya itu.
Sumber : Kisah Muallaf