Pages

 

Jumat, 20 Juli 2012

Bersyukur kita masih berjumpa Ramadhan

0 komentar

Bersyukur kita masih berjumpa Rhamadan bulan ini, dimana bulan Ramadhan merupakan bulan Berkat, bulan Rahmat, bulan Ampunan (magfiroh) serta punya banyak kelebihan. Rasulullah SAW dalam kitab At Targhib Juz II/217-218, menyatakan bahwa manusia akan diberikan berkah dalam satu bulan Ramadhan ini, antara lain :


  1. Bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan
  2. Bulan yang Allah telah menjadikan puasaNya suatu kewajiban dan shalat pada malam harinya suatu tahawwu’ (ibadah sunnah yang sangat dianjurkan).
  3. Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, maka ia akan diberi pahala sama seperti menunaikan kewajiban (fardhu) di bulan yang lain.
  4. Siapa yang menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan, maka ia akan diberi pahala sama dengan orang yang mengerjakan 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain.
  5. Ramadhan adalah kesabaran, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga.
  6. Ramadhan adalah pertolongan.
  7. Ramadhan adalah Allah menambah rezeki para mukmin di dalamnya.
  8. Siapa yang pada bulan itu memberikan makanan berbuka puasa, maka perbuatan itu menjadi pengampunan atas dosa-dosanya, dan ia akan mendapatkan pahala tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.
  9. Bulan Ramadhan adalah bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka.
  10. Siapa yang meringankan beban dari orang yang dikuasainya, maka Allah akan mengampuni dosanya dan membebaskannya dari api neraka. Oleh karena itu perbanyaklah perbuatan yang menyenangkan Tuhan dan yang sangat diperlukan, yakni memohon ampun pada-Nya.
Berikut ini beberapa hadist yang meriwayatkan nikmatnya yang diberikan 4llah SWT atas datangnya bulan Ramadhan :
Rasulullah SAW bersabda : Apabila telah tiba Ramadhan, dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup semua pintu neraka dan diikat semua syaitan. (HR Imam Bukhari, Muslim, Nasai’i, Ahmad dan Baihaqi)
Rasulullah SAW telah bersabda yang maksudnya : Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan niscaya akan diampuninya segala dosanya yang telah lalu. (HR. Imam Nasai’i, Ibn Majah, Ibn Hibban dan Baihaqi)
Rasulullah S.A.W telah bersabda yang maksudnya : Setiap amalan anak Adam baginya melainkan puasa maka ia untuk-Ku dan Aku akan membalasnya. Dan puasa adalah perisai, maka apabila seseorang berada pada hari puasa maka dia dilarang menghampiri (bercumbu) pada hari itu dan tidak meninggikan suara. Sekiranya dia dihina atau diserang maka dia berkata : Sesungguhnya aku berpuasa demi Tuhan yang mana diri nabi Muhammad ditangan-Nya maka perubahan bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari qiamat daripada bau kasturi, dan bagi orang berpuasa dua kegembiraan yang mana dia bergembira dengan keduanya apabila berbuka dia bergembira dengan waktu berbukanya dan apabila bertemu Tuhannya dia gembira dengan puasanya. (HR. Imam Bukhari, Muslim, Nasai’i, Ahmad, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban dan Baihaqi)
Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa maka dia memperoleh pahalanya, dan pahala bagi yang (menerima makanan) berpuasa tidak dikurangi sedikitpun (HR. Tirmidzi)
  • Diriwayatkan daripada Sahl bin Sad R.A daripada Nabi SAW bersabda yang artinya: Sesungguhnya di dalam syurga terdapat satu pintu yang disebut Ar-Rayyan yang mana pada hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk kedalamnya (dan) tidak seorangpun selain mereka memasukinya. Dikatakan: “Dimanakah orang-orang yang berpuasa?” Maka mereka pun berdiri (untuk memasukinya), tidak ada seorang pun selain mereka yang memasukinya. Apabila mereka telah masuk maka pintu itu ditutup sehingga tidak ada seorang pun yang masuk dari padanya. (HR. Bukhari)
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah R.A daripada Rasulullah SAW bersabda: Maksudnya: Segala amal kebajikan anak Adam itu dilipat-gandakan pahalanya kepada sepuluh hinggalah ke 700 kali ganda. Allah berfirman: Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku memberikan balasan (pahala) kepadanya, (kerana) dia(orang yang berpuasa) telah meninggalkan syahwat dan makan minumnya kerana Aku. (H.R Muslim)
Diriwayatkan daripada Abu Said Al-Khudri R.A, aku mendengar Nabi SAW bersabda: Maksudnya: Barangsiapa yang berpuasa sehari pada jalan Allah nescaya Allah akan menjauhkan mukanya dari api neraka (sejauh perjalanan 70 tahun). (HR Bukhari)
Dari Ibnu Umar RA, katanya Rasulullah saw. bersabda: Carilah malam qadar itu pada sepuluh malam yang akhir bulan Ramadhan. Jika kamu lelah, maka janganlah dilewatkan pada tujuh malam yang masih tinggal. (HR Muslim)
Dari Abdullah bin Umar RA. bahwa Nabi SAW. bersabda: Puasa dan Al Qur’an memberi syafaat kepada hamba Allah pada hari kiamat. Puasa berkata, Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya makan minum dan memenuhi syahwatnya pada siang hari, maka perkenankanlah aku memberi syafaat baginya. Dan Al Qur’an pun berkata, Aku telah menghalanginya tidur pada malam hari, maka perkenankanlah aku memberi syafaat baginya. Lalu syafaat keduanya diterima Allah.( H.R Ahmad)
Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda: Di dalam bulan Ramadhan umatku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada umat-umat sebelumnya:
  1. Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi.
  2. Para malaikat selalu memintakan ampunan untuk mereka hingga mereka berbuka.
  3. Setiap hari Allah menghias syurga-Nya sambil berkata, Hamba-hamba Ku yang soleh ingin melepas beban dan penderitaannya dan mereka rindu untuk memasukimu.
  4. Pada bulan ini diikat syaitan-syaitan yang durhaka sehingga mereka tidak berleluasa mencapai apa yang dapat dicapainya pada bulan lain.
  5. Mereka diampuni oleh Allah SWT pada malam yang terakhir dari bulan itu. Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apakah itu malam Lailatul Qadar? Beliau menjawab, Tidak, karena orang yang bekerja itu akan dipenuhi upahnya manakala sudah menyelesaikan pekerjaannya. (HR Ahmad)
Dari Jabir RA bahwa Nabi SAW bersabda: Puasa itu perisai yang dipergunakan seorang hamba untuk membentengi dirinya dari siksaan neraka. (HR Ahmad)
Rasulullah SAW bersabda: Sahur itu seluruhnya berkat, karena itu janganlah kamu meninggalkannya walaupun hanya dengan seteguk air, karena Allah dan malaikat-Nya memberi salawat kepada orang-orang yang makan pada waktu sahur. (HR. Ahmad)
Sabda Rasulullah SAW bersabda : Tiga doa yang sangat mustajab, doa orang yang puasa, doa orang yang di zalimi dan orang yang musafir. (HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud & Tirmidzi)
Nabi SAW bersabda : Tidurnya orang yang puasa tetap dalam ibadat dan diamnya dianggap tasbih dan amalnya dilipat gandakan dan doanya mustajab dan dosanya diampunkan. (Riwayat Al Baihaqi)
Rasululah SAW bersabda : Puasa itu bagaikan perisai, maka apabila seseorang kamu berpuasa, jangan berkata kotor dan jangan berkata kasar. Jika seseorang mencacinya atau menyerangnya maka hendaklah dia mengatakan. Aku ini sedang shaum/puasa. (Sahih Bukhari)

Read more...

Selasa, 17 Juli 2012

Kalah..dengan kekuatan Al-Qur'an

0 komentar

Sejak kecil Dr Jeffrey Lang dikenal ingin tahu. Ia kerap mempertanyakan logika sesuatu dan mengkaji apa pun berdasarkan perspektif rasional. “Ayah, surga itu ada?” tanya Jeffrey kecil suatu kali kepada ayahnya tentang keberadaan surga, saat keduanya berjalan bersama anjing peliharaan mereka di pantai. Bukan suatu kejutan jika kelak Jeffrey Lang menjadi profesor matematika, sebuah wilayah dimana tak ada tempat selain logika.

Saat menjadi siswa tahun terakhir di Notre Dam Boys High, sebuah SMA Katholik, Jeffrey Lang memiliki keberatan rasional terhadap keyakinan akan keberadaan Tuhan. Diskusi dengan pendeta sekolah, orangtuanya, dan rekan sekelasnya tak juga bisa memuaskannya tentang keberadaan Tuhan. “Tuhan akan membuatmu tertunduk, Jeffrey!” kata ayahnya ketika ia membantah keberadaan Tuhan di usia 18 tahun.

Ia akhirnya memutuskan menjadi atheis pada usia 18 tahun, yang berlangsung selama 10 tahun ke depan selama menjalani kuliah S1, S2, dan S3, hingga akhirnya memeluk Islam.

Adalah beberapa saat sebelum atau sesudah memutuskan menjadi atheis, Jeffrey Lang mengalami sebuah mimpi. Berikut penuturan Jeffrey Lang tentang mimpinya itu:

Kami berada dalam sebuah ruangan tanpa perabotan. Tak ada apa pun di tembok ruangan itu yang berwarna putih agak abu-abu.

Satu-satunya ‘hiasan’ adalah karpet berpola dominan merah-putih yang menutupi lantai. Ada sebuah jendela kecil, seperti jendela ruang bawah tanah, yang terletak di atas dan menghadap ke kami. Cahaya terang mengisi ruangan melalui jendela itu.

Kami membentuk deretan. Saya berada di deret ketiga. Semuanya pria, tak ada wanita, dan kami semua duduk di lantai di atas tumit kami, menghadap arah jendela.

Terasa asing. Saya tak mengenal seorang pun. Mungkin, saya berada di Negara lain. Kami menunduk serentak, muka kami menghadap lantai. Semuanya tenang dan hening, bagaikan semua suara dimatikan. Kami serentak kami kembali duduk di atas tumit kami. Saat saya melihat ke depan, saya sadar kami dipimpin oleh seseorang di depan yang berada di sisi kiri saya, di tengah kami, di bawah jendela. Ia berdiri sendiri. Saya hanya bisa melihat singkat punggungnya. Ia memakai jubah putih panjang. Ia mengenakan selendang putih di kepalanya, dengan desain merah. Saat itulah saya terbangun.

Sepanjang sepuluh tahun menjadi atheis, Jeffrey Lang beberapa kali mengalami mimpi yang sama. Bagaimanapun, ia tak terganggu dengan mimpi itu. Ia hanya merasa nyaman saat terbangun. Sebuah perasaan nyaman yang aneh. Ia tak tahu apa itu. Tak ada logika di balik itu, dan karenanya ia tak peduli kendati mimpi itu berulang.

Sepuluh tahun kemudian, saat pertama kali memberi kuliah di University of San Fransisco, dia bertemu murid Muslim yang mengikuti kelasnya. Tak hanya dengan sang murid, Jeffrey pun tak lama kemudian menjalin persahabatan dengan keluarga sang murid. Agama bukan menjadi topik bahasan saat Jeffrey menghabiskan waktu dengan keluarga sang murid. Hingga setelah beberapa waktu salah satu anggota keluarga sang murid memberikan Alquran kepada Jeffrey.

Kendati tak sedang berniat mengetahui Islam, Jeffrey mulai membuka-buka Alquran dan membacanya. Saat itu kepalanya dipenuhi berbagai prasangka.

“Anda tak bisa hanya membaca Alquran, tidak bisa jika Anda tidak menganggapnya serius. Anda harus, pertama, memang benar-benar telah menyerah kepada Alquran, atau kedua, ‘menantangnya’,” ungkap Jeffrey.

Ia kemudian mendapati dirinya berada di tengah-tengah pergulatan yang sangat menarik. “Ia (Alquran) ‘menyerang’ Anda, secara langsung, personal. Ia (Alquran) mendebat, mengkritik, membuat (Anda) malu, dan menantang. Sejak awal ia (Alquran) menorehkan garis perang, dan saya berada di wilayah yang berseberangan.”

“Saya menderita kekalahan parah (dalam pergulatan). Dari situ menjadi jelas bahwa Sang Penulis (Alquran) mengetahui saya lebih baik ketimbang diri saya sendiri,” kata Jeffrey. Ia mengatakan seakan Sang Penulis membaca pikirannya. Setiap malam ia menyiapkan sejumlah pertanyaan dan keberatan, namun selalu mendapati jawabannya pada bacaan berikutnya, seiring ia membaca halaman demi halaman Alquran secara berurutan.

“Alquran selalu jauh di depan pemikiran saya. Ia menghapus aral yang telah saya bangun bertahun-tahun lalu dan menjawab pertanyaan saya.” Jeffrey mencoba melawan dengan keras dengan keberatan dan pertanyaan, namun semakin jelas ia kalah dalam pergulatan. “Saya dituntun ke sudut di mana tak ada lain selain satu pilihan.”

Saat itu awal 1980-an dan tak banyak Muslim di kampusnya, University of San Fransisco. Jeffrey mendapati sebuah ruangan kecil di basement sebuah gereja di mana sejumlah mahasiswa Muslim melakukan sholat. Usai pergulatan panjang di benaknya, ia memberanikan diri untuk mengunjungi tempat itu.

Beberapa jam mengunjungi di tempat itu, ia mendapati dirinya mengucap syahadat. Usai syahadat, waktu shalat dzuhur tiba dan ia pun diundang untuk berpartisipasi. Ia berdiri dalam deretan dengan para mahasiswa lainnya, dipimpin imam yang bernama Ghassan. Jeffrey mulai mengikuti mereka shalat berjamaah.

Jeffrey ikut bersujud. Kepalanya menempel di karpet merah-putih. Suasananya tenang dan hening, bagaikan semua suara dimatikan. Ia lalu kembali duduk di antara dua sujud.

“Saat saya melihat ke depan, saya bisa melihat Ghassan, di sisi kiri saya, di tengah-tengah, di bawah jendela yang menerangi ruangan dengan cahaya. Dia sendirian, tanpa barisan. Dia mengenakan jubah putih panjang. Selendang (scarf) putih menutupi kepalanya, dengan desain merah.”

“Mimpi itu! Saya berteriak dalam hati. Mimpi itu, persis! Saya telah benar-benar melupakannya, dan sekarang saya tertegun dan takut. Apakah ini mimpi? Apakah saya akan terbangun? Saya mencoba fokus apa yang terjadi untuk memastikan apakah saya tidur. Rasa dingin mengalir cepat ke seluruh tubuh saya. Ya Tuhan, ini nyata! Lalu rasa dingin itu hilang, berganti rasa hangat yang berasal dari dalam. Air mata saya bercucuran.”

Ucapan ayahnya sepuluh tahun silam terbukti. Ia kini berlutut, dan wajahnya menempel di lantai. Bagian tertinggi otaknya yang selama ini berisi seluruh pengetahuan dan intelektualitasnya kini berada di titik terendah, dalam sebuah penyerahan total kepada Allah SWT.

Jeffrey Lang merasa Tuhan sendiri yang menuntunnya kepada Islam. “Saya tahu Tuhan itu selalu dekat, mengarahkan hidup saya, menciptakan lingkungan dan kesempatan untuk memilih, namun tetap meninggalkan pilihan krusial kepada saya,” ujar Jeffrey kini.

Jeffrey kini professor jurusan matematika University of Kansas dan memiliki tiga anak. Ia menulis tiga buku yang banyak dibaca oleh Muslim AS: Struggling to Surrender (Beltsville, 1994); Even Angels Ask (Beltsville, 1997); dan Losing My Religion: A Call for Help (Beltsville, 2004). Ia memberi kuliah di banyak kampus dan menjadi pembicara di banyak konferensi Islam.

Ia memiliki tiga anak, dan bukan sebuah kejutan anaknya memiliki rasa keingintahuan yang sama. Jeffrey kini harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang sama yang dulu ia lontarkan kepada ayahnya. Suatu hari ia ditanya oleh anak perempuannya yang berusia delapan tahun, Jameelah, usai mereka shalat Ashar berjamaah. “Ayah, mengapa kita shalat?”

“Pertanyaannya mengejutkan saya. Tak sangka berasal dari anak usia delapan tahun. Saya tahu memang jawaban yang paling jelas, bahwa Muslim diwajibkan shalat. Tapi, saya tak ingin membuang kesempatan untuk berbagi pengalaman dan keuntungan dari shalat. Bagaimana pun, usai menyusun jawaban di kepala, saya memulai dengan, ‘Kita shalat karena Tuhan ingin kita melakukannya’,”

“Tapi kenapa, ayah, apa akibat dari shalat?” Jameela kembali bertanya. “Sulit menjelaskan kepada anak kecil, sayang. Suatu hari, jika kamu melakukan shalat lima waktu tiap hari, saya yakin kami akan mengerti, namun ayah akan coba yang terbaik untuk menjawan pertanyaan kamu.”

Sumber: republika/Islam.thetruecall.com

Read more...

Hidayah bisa datang dari mana pun, termasuk dari lapangan hijau

2 komentar

Franck Ribery  ternyata adalah seorang Muslim. Cukup menarik karena ternyata dia seorang Mualaf dan sering menunjukkan cara berdoa Muslim sebelum bermain ke lapangan hijau (yang tentunya mendapat cibiran). Ternyata, banyak sekali pesepak bola dunia yang cukup terkenal yang beragama Islam. Sebut aja Kolo Toure dan Robie Van Persie dari Arsenal. Zlatan Ibrahimovicnya Inter Milan, Louis Sahanya Manchaster United, Zidane, Philippe Trousser , Sami Khedira, Philippe Sanderos, Nathan Ellingthon, Marlon King,  abel Xavier, Erick Abidal, Nikolas Anelka, Maraoune Chamakh, Lee Woon Jae (Timnas Korsel) sampai mantan pelatih Perancis Philippe Troussier juga termasuk seorang Muallaf yang mendapat hidayah masuk Islam  dan mungkin masih ada lagi yang tidak dapat kita sebutkan satu persatu dalam artikel kali ini.
Bukan hanya itu bahkan di tanah air di Indonesia kita banyak pemain sepak Bola yang menjadi Muallaf, sebut saja Crstian Gonchalves,  Danilo Fernando, Antonio Claudio pemain asal Cile, Patricio Jimenez Javier Rocha, Marcio Souza, Christian Lenglolo, denganjuga tidak ketinggalan  pelatih nyentrik asal Moldova, Arcan Iurii.

Untuk pemain Indonesia yang Muallaf bisa kita lihat seperti Markus Horison, juga ke tiga pemain asal dari Papua antara lain adalah, Ely Eboy, Erol Iba, Vendry Mofu juga memutuskan menjadi muallaf, keputusan mereka menjadi mualaf umumnya didorong keinginan sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak mana pun.  Saya menjadi mualaf murni karena keinginan saya sendiri,'' ujar Danilo, hal yang sama diakui Iurie. "Sebelumnya, aku lahir dan besar sebagai penganut Kristen Ortodoks, kini aku serius menjadi pemeluk agama Islam. Pilihan ini bukan sekadar main-main," ucap Iurie.

Subhanallah, itulah sebagian besar pemain Sepak bola yang diberikan hidayah oleh Allah SWT,  yang bisa datang dari mana pun, termasuk dari lapangan hijau.

Kembali  kita membahas  kepada Frank Riberry bahwa pemain ini dikenal sebagai pesepakbola yang memiliki skill tinggi dan menjadi tulang punggung bagi klub yang pernah dibelanya.
Franck Ribery hanya diketahui berpindah agama setelah dia bermain untuk klub Galatasaray di Turki.
Usai pembukaan Piala Dunia 2006, nama Franck Ribery menjadi buah bibir. Bukan tentang kehebatannya menggiring atau menendang bola, bidang yang membesarkan namanya. namun tentang kebiasaannya menengadahkan tangan saat berdoa, khas Muslim. Saya berharap dia berpikir lurus dan kembali ke agamanya yang lama, tulis seorang penggemar fanatiknya di papan dialog situs Islamonline.net.
Ribery sendiri tidak menyangka tindakannya menadah tangan memohon kepada Tuhan, dinilai miring sebagian orang, namun bagi dirinya kepercayaan tersebut itu adalah hal pribadi dan bukan konsumsi publik. Itu sebabnya, dia selalu menolak wawancara yang menggiringnya pada pertanyaan mengapa dia berpindah agama. Bahkan ia pernah agak keras memperingatkan paparazzi untuk tidak mendesaknya dengan pertanyaan menyangkut hal yang paling pribadi itu.

Ribery memang seorang mualaf. Pria kelahiran 1 April 1983 ini menjadi Muslim setelah menyunting Wahiba Belhami, Muslimah asal Maroko yang telah mengahdiahinya seorang putri yang manis, Hizya, yang lahir 18 Juli tahun lalu. Ribery hanya diketahui berpindah agama setelah dia bermain untuk klub Galatasaray di Turki selama setahun dan membantu klub itu memenangi Piala Turki pada 2005. Ia mempunyai nama hijrah Bilal.

Di Prancis sendiri, jumlah Muslim memang terus membengkak. namun kebanyakan mereka menyembunyikan jati diri kemuslimannya karena kentalnya stereotip yang melekatkan Muslim dengan terorsime.

Sebetulnya, bukan Franck Ribery saja Muslim yang turut berlaga di Piala Dunia 2006 lalu. Seperti yang telah kami sebutkan diatas bahwa nama-nama pemain kelas dunia seperti rekanya di Timnas Kapten Zinedine Zidane atau Zainuddin Yazid Zidane juga seorang Muslim. Begitu juga bekas pelatih Prancis dan Jepang, Philippe Troussier, yang memeluk Islam setelah menikahi seorang Muslimah bernama Dominique. Namun mereka tidak menunjukkan keislamannya seperti Ribery menunjukkannya.

Swedia pula mempunyai dua pemain Muslim dalam timnya, yaitu Zlatan Ibrahimovic dan Rami Shaaban. Zlatan lahir dalam keluarga imigran Bosnia-Herzegovina yg berpindak ke Malmo, Swedia, dan Rami adalah campuran Mesir dan etnik Finland.

Belanda juga memiliki dua pemain beragama Islam, Robin van Persie dan Khalid Boulahrouz. Robin menjadi Muslim setelah menikahi wanita keturunan belanda-Maroko, Bouchra.

Pantai Gading juga memiliki dua pemain kakak beradik yang beragama Islam, yaitu Kolo Toure dan Yaya Toure. Kolo bermain di posisi pertahanan dan Yaya di tengah. Yaya kini bermain untuk klub Greece, Olympiakos, dan prestasinya mencuri perhatian beberapa klub bergengsi, antara lain Manchester United, Chelsea, dan AC Milan.

Namun bagi Muslim Prancis, Ribery menjadi ikon baru. Steve Bradore, aktivis Muslim Pransic, mengaku salut padanya. Menurut dia, sudah sepatutnya publik Prancis berbangga padanya. Dia adalah contoh yg membanggakan kami berdasarkan persembahan unik dan kesederhanaannya

Ribery sendiri mau sedikit membuka mulut tentang pilihan keyakinannya itu, diakuinya bahwa Kehidupannya turut berubah setelah dia menjadi penganut Islam. Salah satunya ditunjukkan dengan cara dia berdoa itu.

Islam adalah sumber kekuatan saya sama ada diluar atau di dalam padang permainan, katanya.
Saya menghadapi masa-masa sulit dalam membina karier, dan saya mencari kedamaian jiwa dan akhirnya saya menemukan Islam.

Read more...

Kapan aku masuk Islam...?

0 komentar

Apabila seseorang masuk Islam kemudian baik ke-Islamannya, maka ia tidak disiksa atas perbuatannya pada waktu dia masih sebelum Islam, bahkan Allah Azza wa Jalla akan melipatgandakan pahala amal-amal kebaikan yang pernah dilakukannya. Subhanallah inilah kisah yang dialami oleh ibu Yoyoh Rokayah (84) yang telah diberikan hidayah-Nya, belum lama ini ibunda dari Hj. Nelih menjadikan Islam sebagai agama dan keyakinannya.
Segala puji hanyalah bagi Allah, Dia yang membolak-balikkan hati seseorang dan mengetahui ketetapan hati tiap hamba-Nya. Maka tiada sulit bagi Allah Swt. untuk memberikan hidayah kepada siapapun yang dikehendaki-Nya.
“Asyhadu alla ilaaha illallah Wa Asyhadu anna muhammadar Rasulullah“ (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Swt., dan Muhammad adalah Rasul-Nya). Dengan dibimbing ustad Aam Amiruddin, lafazh syahadat itu diikrarkan ibu Yoyoh, hari Sabtu (30/04/11), di masjid Al-Munajat komplek Batununggal Mulia X.No.11 Bandung. Menjelang Magrib itu, rasa syukur dan haru meliputi suasana yang khusyuk dan penuh rahmat-Nya.
Dalam sambutannya, Ibu Hj. Nelih mengutarakan dengan penuh syukur bahwasannya Allah Swt. telah memberikan pintu hidayah-Nya kepada ibunda tercinta. “Alhamdulillah. Ibunda masuk Islam dengan keinginannya sendiri tanpa ada paksaan dari siapa pun. Saya sendiri yang satu-satunya memeluk Islam di keluarga tidak berani memaksanya. Karena saya paham bahwa Islam melarang hamba-Nya untuk memaksakan seseorang untuk meyakini Islam sebagai agamanya,” ungkapnya.
Kata Hj. Nelih, ibunda masuk Islam bukan tanpa proses panjang dan berliku. Sejak awal, di masa Hj. Nelih pertama masuk Islam tahun sembilan puluhan memang mengharapkan ibunda juga memeluk Islam. Tapi bukan perkara mudah baginya untuk mengajaknya secepat itu, sebab kakaknya yang lain—yang berbeda keyakinan pasti tidak akan menyetujuinya.
Makanya, Hj. Nelih sangat berhati-hati dalam bicara soal keyakinan di lingkungan keluarganya. Tapi sebagai umat islam, hamba-Nya di syariatkan untuk menjadi mubaliq (menyampaikan pesan Al-Quran dan Hadits Rasul sesuai dengan kemampuannya), sebagaimana yang dia pahami tentang pesan Rasulullah, "Ballighuu `anniy walau aayah, sampaikanlah tentangku walau satu ayat yang kalian tahu!
Selama puluhan tahun bersama ibunda, Hj. Nelih tidak pernah mengajak langsung ibunya untuk mememeluk Islam, apalagi memaksanya. Tapi selama puluhan tahun itu, ia berdakwah dengan cara yang sederhana khususnya dengan menunjukkan perilaku kasih sayang dan berbakti kepadanya dengan penuh kesabaran dan berdoa dalam tiap shalatnya.
Boleh jadi, buah kasih sayang dan baktinya kepada sang ibu, Allah Swt. menurunkan hidayah kepada ibunda sebagaimana yang didoakan anaknya. Buktinya, ibunda sangat terkesan kepada bakti putri bungsunya itu. Yang tiap saat senantiasa memberikan ketenangan dan kebahagiaan kepadanya, baik secara materi maupun perilaku baktinya.
Boleh dikatakan juga, proses lain yang menyertai datangnya hidayah kepada ibunda Yoyoh muncul karena senantiasa beliau mendengar pengajian yang diadakan YUMI (Yayasan Ukhuah Mualaf Indonesia) di rumah Hj. Nelih. Di sini, ibu Yoyoh secara tidak langsung suka mendengar tausiah ustad Kwi Han.
““Metode dakwah yang dilakukan YUMI adalah dengan cara bersilahturahmi dari rumah ke rumah. Salah satunya pengajian yang diadakan di rumah Hj. Nelih yang sudah berlangsung selama tiga tahun,” ungkap Kwi Han.
Kebahagiaan pun bukan saja datang dari Hj. Nelih, handaitaulan, para saksi dan undangan. Ustad Aam Amiruddin selaku pebimbing pun sangat terharu menyaksikan sejarah penting yang penuh ibrah bagi setiap hati ini. Demikian yang diungkapkan dalam pembukaannya saat itu. Dalam tausiah singkatnya, ustad Aam Amiruddin mengatakan,
Dalam sebuah hadits dinyatakan, dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Saw. bersabda: “Jika baik keIslaman seseorang di antara kalian, maka setiap kebaikan yang dilakukannya akan ditulis sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Adapun keburukan yang dilakukannya akan ditulis satu kali sampai ia bertemu Allah.”
Dari Hakim bin Hizam r.a, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah engkau memandang perbuatan-perbuatan baik yang aku lakukan sewaktu masa Jahiliyyah seperti shadaqah, membebaskan budak atau silaturahmi tetap mendapat pahala?” Maka Nabi Saw. bersabda, “Engkau telah masuk Islam beserta semua kebaikanmu yang dahulu.”
Kapan saya di-Islam-kan?
Bila diselusuri kisah awal ibu Yoyoh hijrah ke agama Allah Swt. Boleh jadi, setiap hati akan merasa terharu. Betapa tidak, kisah ibu dan anak bungsunya ini menunjukkan perjuangan yang cukup panjang yang menguras perasaan dan pikiran, khususnya bagi Hj. Nelih yang satu-satunya memeluk Islam di keluarganya.
Ibunda Yoyoh sendiri adalah warga keturunan Thionghoa. Awalnya ia seorang Budha, dan keempat anaknya yang lain memeluk agama yang berbeda, anak pertamanya Kristen, kedua Budha, ketiga Kristen keempat Katolik dan anak bungsunya, Ibu Hj. Nelih memeluk Islam.
Hajah kapan saya di-Islam-kan? Tanya ibunda kepada putri bungsunya. Pertanyaan ini sudah muncul sejak tiga bulan yang lalu. Diakui Hj. Nelih, pertanyaan itu tidak lantas membuat dia tergesa-gesa mengabulkan keinginan ibundanya. Dengan penuh pertimbangan yang matang, Hj. Nelih berkali-kali menanya balik,”Benar Mamah ingin masuk Islam?”. Bekali-kali juga ibu Yoyoh menjawab, “Ya”.
“Mamah. Jangan sampai kakak yang lain menganggap mamah masuk Islam itu dipaksa sama Nelih. Jadi lebih baik, utarakan saja keinginan Mamah dengan bicara sendiri ke semua kakak. Ini kan bukan masalah ringan bagi Nelih, takut nanti ada perselisihan antara saya dan kakak-kakak yang lain,” pesan Hj. Nelih ke ibunya.
Dengan penuh kesungguhan, walaupun dengan via telepon. Ibu yoyoh mengutarakan keinginannya kepada anak-anaknya yang lain. Walapun jawaban dari keempat saudara Hj.Nelih seolah tidak mengiyahkan dan tidak menolaknya. Ibu Yoyoh merasa cukup memberitahukan niatnya.
Walaupun begitu, bagi Hj. Nelih niat ibundanya itu belum cukup meyakinkannya. Maka dia selalu menanyakan kemantapan ibunya untuk memeluk Islam. Sepertinya, tidak terlalu berlebihan sikap Hj. Nelih serupa itu. Sebab, dia takut ibunya setelah masuk Islam akan keluar lagi melihat atau mendengar tentang orang-orang Islam sebagaimana yang diberitakan di banyak media.
Hj. Nelih memahami bahwa banyaknya orang jadi mualaf tapi setelah mendengar dan melihat tentang orang Islam yang buruk-buruk akhirnya kembali ke agamanya yang sebelumnya. Rasa khawatir itu yang ada dalam hati dan benaknya sehingga harus bersikap hati-hati terhadap niat ibunya itu.
Subhanallah. Hj. Nelih dan ibunya senantiasa diberi petunjuk dan jalan-Nya. Bahkan segala kemudahan menyertai perjalanan ke-Islaman-nya. Betapa tidak, ketetapan hatinya dijaga Allah Swt., sehingga waktu itu ibu Yoyoh dengan keyakinannya sendiri memeluk Islam dengan lancar dihadapan wakil Kementerian Agama Kota Bandung, DKM masjid Al-Munajat, warga komplek Batununggal, DKM Masjid Latze, YUMI, para saksi dan para undangan lainnya.
Dari Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash r.a, bahwasanya Rasulullah Saw., bersabda, “Sungguh telah beruntung orang yang masuk Islam, dan diberi rizki yang cukup dan Allah memberikan sifat qana’ah (merasa cukup) atas rizki yang ia terima.

Sumber Warta Islam.com
Read more...

Minggu, 15 Juli 2012

Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang…

0 komentar


Dengan menyebut Asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang…
Sebagian kita umatnya bertanya mengapa kemudian banyak dari kami manusia yang merasa telah berbuat kebaikan justru tetap menderita, sementara yang durjana dianggap kaya dengan limpahan karunia-Nya?
Dalam bentuk apa sesungguhnya sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah…dipersepsikan…???
Jawabannya terletak pada qalbu kita sendiri bagaimana mau menyikapi arti dan maksud tujuan Allah memberikan berkah kepada kita hambanya.
Biasanya kesenangan serta kemuliaan fisik milik seseorang yang berhati durjana yang dianggap dirinya maupun orang lainnya sebagai berkah keberuntungan, sesungguhnya adalah selimut bencana. Karena keberhasilan yang terus dituai dari prilaku salah dan dosa-dosa, merupakan jalan lapang kepada kerusakan jiwa milik mereka yang merugi.
Sedangkan bencana dan cobaan yg sering diberikan kepada manusia yang harus ditanggung oleh mereka yang lurus, merupakan berkah secara kasat mata tak tertangkap oleh kita. Karena jika berkah dalam bentuk kesenangan fisik harus diberikan Tuhan kepada mereka yang lurus pada suatu ketika, ia justru akan merusak dirinya sendiri. Kesemua itu mengandung arti dan Rahasia Tuhan, Hanya Dia dengan sifat Maha Tahu-Nya yang faham tentang rahasia momentum yang tepat untuk ini. Kemudian oleh sifat Maha Penyayang-Nya yang membuat Dia menentukan pilihan pemberian semacam itu. Kita manusia terlalu dhoif untuk bisa menyibak tabir wilayah kehendak-Nya.
Uraian yang berkehendak kepada lahirnya keihlasan kehambaan total manusia terhadap Tuhannya ini, adalah landasan utama dari proses diri seorang hamba manusia yang ingin berdamai dengan kemuliaan Tuhan.
Percayalah Saudaraku… Hanya kedekatan yang dilandasi keihlasan tak berhingga dengan Tuhan, yang mampu merubah sebuah kegalauan batin menjadi samudera ketenangan jiwa untuk kita semua yang mau berfikir akan rahasia makna dari kata Pengasih dan Penyanyang Tuhan ini.
Read more...

Anugerah Sholatul Lail (Sholat Malam)

0 komentar


Subhanallah..Maha Suci Allah..itulah keajaiban sholat tahajud buat hambanya yang mau melaksanakan dan selalu memohon Ampunan darinya….” Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.” (QS : Al-Isro’ : 79).
Kebiasaan sholat tahajud sungguh merupakan kenikmatan bagi yang melaksanakan. Terkadang pada setiap sholat tahajud ada keajaiban bagi yang melaksanakan. Agak mustahil memang untuk diceritakan tapi kejadian ini benar-benar nyata dan pernah ada.

Pada suatu ketika hamba berharap bisa bermimpi bertemu Rasul, terkadang amalan doa dan asa itu selalu memberikan motifasi untuk hamba selalu memanjatkan do’a mengharapkan yang mungkin mustahil Allah berikan kepada hambanya yang hina ini.
Beberapa malam kemudian hamba sholat dan terus berdoa Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang…Pertemukanlah aku dengan pujaan hatiku yang mulia Junjunganku Nabi Muhammad SAW, tak henti-hentinya hamba berusaha dan tepatnya dikeheningan malam yang sunyi.. hamba mencoba melaksnakan Sholat Qiyamullail serta khusyu untuk selalu memohon bermunajab sekiranya Allah Yang Maha Pemberi dan Maha Mendengar memberikan kemurahannNYA untuk mendengarkan Do’a hamba, sebelum hamba melanjutkan untuk menunggu waktu sholat subuh ,..bibir ini berzikir dan dan bertasbih dengan satu asa semoga permintaanku itu dapat didengarnya di malam ini…entah apa yang membuat hamba tiba-tiba terkulai lemas diatas sujadah tempat hamba bersujud melakukan sholat tahhajud dimalam ini, serangan ngantuk itu membuat hamba tidak tahan lagi untuk memejamkan mata ini..sebelum azan sholat subuh itu menggema Alhamdulillah ternyata Allah memberikan janjiNya kepada hambanya yang betul-betul selalu bermunajab kepadanya..malam itu aku diperjumpakan denganNya sang pujaan hati hamba, sang panutan hamba Muhammad SAW. betapa eloknya wajahnya, betapa indahnya senyumnya dengan pertemuan walau lewat mimpi ini,..hamba betul-betul sadar bahwa semoga kalimat itu tidak pernah putus dari hidup hayat hamba selain mengucapkan kalimat yang Indah yaitu Asshadu Allah Ilaha Illallah, Wa’ashadu Anna Muhammadarrasulullah….(kisah ini adalah benar nyata yang dialami oleh seorang hamba Allah..)

KEUTAMAAN  SHOLAT MALAM.
” Seseorang dari umatku sholat malam hari, mengobati jiwanya menuju kesucian. Sementara ia terbelenggu. Jika ia berwudhu, membasuh tangannya, maka terlepas satu ikatan. Apabila ia membasuh kepalanya, maka terbebas ia dari satu ikatan. Apabila ia mencuci kedua kakinya, maka ia terlepas dari ikatan lainnya. Lalu Allah ta’alaa akan berkata kepada mereka (para malaikat) yang berada dibalik hijab, ” Lihatlah hambaKu ini ; Ia obati jiwanya, ia bermohon kepadaKu. Jadi apa saja yang diminta oleh hambaKu ini, maka baginyalah permohonannya itu. ” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban-hadist shohih)
” Sesungguhnya di malam hari ada satu waktu (sesaat), dimana jika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat bertepatan dengan waktu tersebut, maka Allah ta’alaa akan mengabulkan permohonannya itu. Hal tersebut terjadi di setiap malam. ” (HR Muslim)
*” Keutamaan sholat di malam hari atas sholat di siang hari seperti keutamaan sedekah yang dikeluarkan secara sembunyi-sembunyi atas sedekah yang dikeluarkan secara terang-terangan. ” (HR ath Thabrani-hadist shohih)
*” Jagalah sholat malam, karena dsholat itu merupakan jalan orang-orang sholih sebelum kamu, jalan yang dapat mendekatkanmu kepada Allah, penghapus kesalahan dan pengusir segala penyakit tubuh. ” (Hadist Hasan)
*” Barang siapa bangun di malam hari (untuk sholat malam) dan membangunkan keluarganya (istrinya) kemudian keduanya sholat dua raka’at, maka keduanya akan dicatat ke dalam golongan laki-laki dan wanita yang banyak berzikir. ” (HR Abu Dawud, An Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al Hakim-hadist shohih)
*” Waktu terdekat seorang hamba dengan Rabb-nya adalah pada bagian akhir suatu malam. Jadi jika kalian sanggup untuk menjadi orang-orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu, maka lakukanlah. ” (HR Ibnu Khuzaimah dan Tirmidzi-hadist shohih)
Semoga Kita termasuk orang-orang yang gemar berzikir padaNya di waktu malam hari dengan sholat tahajjud, tatkala manusia lainnya lebih memilih untuk nyenyak dalam tidurnya
Read more...

Biasakan Berwudhu..!

0 komentar


Jangan berpikiran bahwa berwudhu hanya bisa dilakukan saat kita akan mengerjakan Sholat 5 waktu yang dipeintahkan Allah SWT .
Perlu diketahu dengan berwudhu banyak manfaat besar yang diterima oleh seseorang yang melakukan wudhu tersebut, dimana sesuai dengan hasil riset yang diketemukan oleh para ahli modern bahwa manfaat wudhu dengan menggunakan air bersih tersebut dapat menjadikan Sistem metabolisme tubuh manusia terhubung dengan jutaan syaraf yang ujungnya tersebar di sepanjang kulit.


Guyuran air wudlu dalam konsep pengobatan modern adalah hidromassage alias pijat dengan memanfaatkan air sebagai media penyembuhan.
Membasuh area wajah misalnya, pijatan air akan memberi efek positif pada usus, ginjal, dan sistem saraf maupun reproduksi. Membasuh kaki kiri berefek positif pada kelenjar pituitari, otak yang mengatur fungsi-fungsi kelenjar endokrin (kelenjar yang bertugas mengatur pengeluaran hormon dan mengendalikan pertumbuhan). Di telinga terdapat ratusan titik biologis yang akan menurunkan tekanan darah dan mengurangi sakit.
Dari sudut pandang pengobatan medis, Mokhtar Salem dalam bukunya Prayers: a Sport for the Body and Soul (Shalat: Olahraga untuk jasmani dan Rohani) menjelaskan bahwa wudlu bisa mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. Cara paling efektif mengenyahkan risiko ini adalah membersihkannya secara rutin. Berwudlu lima kali sehari adalah antisipasi yang lebih dari cukup.
Seorang muslim disarankan mengambil air wudlu tak hanya ketika akan salat, tetapi juga di waktu yang lain. Misalnya saat hendak membaca Alquran, setelah ziarah ke makam, setelah menyentuh jenazah, berangkat tidur atau akan azan.
Selain fungsi-fungsi fisiologis, wudlu juga efektif mengendalikan emosi. Setiap kali merasa ingin marah, seorang muslim disarankan untuk mengm ambil air wudlu untuk mendinginkan dan menyejukkan hati. Apa pun yang telah diperintahkan oleh Allah tentu memberi
banyak manfaat dan solusi tanpa meninggalkan resiko.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من توضأ فأحسن الوضوء خرجت خطاياه من
جسده حتى تخرج من تحت أظفاره )) رواه مسلم.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa berwudhu dengan
membaguskan wudhu’nya, maka keluarlah dosa-dosanya dari kulitnya sampai dari
kuku jari-jemarinya”. HR. Muslim.
وقال أيضا: ((إن أمتي يدعون يوم القيامة غرا محجلين من آثار الوضوء، فمن استطاع
منكم أن يطيل غرته فليفعل )) متفق عليه.
Rasulullah bersabda, “Sungguh ummatku akan diseru pada
hari kiamat dalam keadaan
bercahaya karena bekas wudhu’nya, (Abu Hurairah menambahkan) maka siapa
yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah. (HR.
Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu,mari kita budayakan wudhu dalam
kehidupan kita ….
Read more...

Ayah..Engkau Lebih Berharga Dari Uang Itu..

0 komentar

Oleh: Syaikh Mamduh Farhan al Buhairi Hafizhahullah
Salah satu da’i berkata, “Ada seorang laki-laki memiliki hutang, dan pada suatu hari datanglah kepadanya pemilik hutang, kemudian mengetuk pintunya. Selanjutnya salah seorang putranya membukakan pintu untuknya. Dengan tiba-tiba, orang itu mendorong masuk tanpa salam dan penghormatan, lalu memegang kerah baju pemilik rumah seraya berkata kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah, bayar hutang-hutangmu, sungguh aku telah bersabar lebih dari seharusnya, kesabaranku sekarang telah habis, sekarang kamu lihat apa yang kulakukan terhadapmu hai laki-laki?!
Pada saat itulah sang anak ikut campur, sementara air mata mengalir dari kedua matanya saat dia melihat ayahandanya ada pada kondisi terhina seperti itu.
Dia berkata,”Berapa hutang yang harus di bayar ayahku?’
Dia menjawab,”Tujuh puluh ribu real.”
Berkata sang anak,”Lepaskan ayahku, tenanglah, bergembiralah, semua akan beres.”
Lalu masuklah sang anak kekamarnya, dimana dia telah mengumpulkan sejumlah uang yang bernilai 27 ribu Real dari gajinya untuk hari pernikahan yang tengah ditunggunya. Akan tetapi dia lebih mementingkan ayahanda dan hutangnya daripada membiarkan uang itu di lemari pakaiannya. Sang anak masuk ke ruangan lantas berkata kepada pemilik hutang, “Ini pembayaran dari hutang ayahku, nilainya 27 ribu Real, nanti akan datang rizki, dan akan kami lunasi sisanya segera dalam waktu dekat Insya Allah.”
Di saat itulah, sang ayah menangis dan meminta kepada lelaki itu untuk mengembalikan uang itu kepada putranya, karena ia membutuhkannya, dan dia tidak punya dosa dalam hal ini. Sang anak memaksa agar lelaki itu mengambil uangnya. Lalu melepas kepergian lelaki itu di pintu sambil meminta darinya agar tidak menagih ayahnya, dan hendaknya dia meminta sisa hutang itu kepadanya secara pribadi.
Kemudian sang anak mendatangi ayahnya, mencium keningnya seraya berkata, “Ayah, kedudukan ayah lebih besar dari uang itu, segala sesuatu akan diganti jika Allah azza wa jalla memanjangkan usia kita, dan menganugerahi kita dengan kesehatan dan ‘afiyah. Saya tidak tahan melihat kejadian tadi, seandainya saya memiliki segala tanggungan yang wajib ayah bayar, pastilah saya akan membayarkan kepadanya, dan saya tidak mau melihat ada air mata yang jatuh dari kedua mata ayah di atas jenggot ayah yang suci ini.”
Lantas sang ayah pun memeluk putranya, sembari sesegukan karena tangisan haru, menciumnya seraya berkata, “Mudah-mudahan Allah meridhai dan memberikan taufiq kepadamu wahai anakku, serta merealisasikan segala cita-citamu.”
Pada hari berikutnya, saat sang anak sedang asyik melaksanakan tugas pekerjaannya, salah seorang sahabatnya yang sudah lama tidak dilihatnya datang menziarahinya. Setelah mengucapkan salam dan bertanya tentang keadaannya, sahabat tadi bertanya,
“Akhi (saudaraku), kemarin, salah seorang manajer perusahaan memintaku untuk mencarikan seorang laki-laki muslim, terpercaya lagi memiliki akhlak mulia yang juga memiliki kemampuan menjalankan usaha. Aku tidak menemukan seorang pun yang kukenal dengan kriteria-kriteria itu kecuali kamu. Maka apa pendapatmu jika kita pergi bersama untuk menemuinya sore ini?”
Maka berbinar-binarlah wajah sang anak dengan kebahagiaan, seraya berkata,
“Mudah-mudahan ini adalah do’a ayah, Allah azza wa jalla telah mengabulkannya.”
Maka dia pun banyak memuji Allah azza wa jalla. Pada waktu pertemuan di sore harinya, tidaklah manajer tersebut melihat kecuali dia merasa tenang dan sangat percaya kepadanya, dan berkata,
“Inilah laki-laki yang tengah kucari.”
Lalu dia bertanya kepada sang anak, “Berapa gajimu?”
Dia menjawab, “Mendekati 5 ribu Real.”
Dia berkata, “Pergi besok pagi, sampaikan surat pengunduran dirimu, gajimu 15 ribu Real, bonus 10% dari laba, dua kali gaji sebagai tempat dan mobil, dan enam bulan gaji akan di bayarkan untuk memperbaiki keadaanmu.”
Tidaklah pemuda itu mendengarnya, hingga dia menangis sambil berkata, “Bergembiralah wahai ayahku.”
Manajer pun bertanya kepadanya tentang sebab tangisannya. Maka pemuda itu pun menceritakan apa yang telah terjadi dua hari sebelumnya. Maka manajer itu pun memerintahkan untuk melunasi hutang-hutang ayahnya. Adalah hasil dari labanya pada tahun pertama, tidak kurang dari setengah milyar Real Berbakti kepada kedua orang tua adalah bagian dari ketaatan terbesar, dan bentuk taqarrub kepada Allah azza wa jalla yang teragung.
Dengan berbakti kepada keduanya rahmat-rahmat akan diturunkan, segala kesukaran akan disingkapkan. Dan Allah azza wa jalla telah mengaitkan antara berbakti kepada kedua orang tua dengan tauhid, Allah azza wa jalla berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang dari keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” [QS. Al Israa’. 23]
Di dalam shahihahin, dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Amal mana yang paling dicintai oleh Allah?” Maka beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Kukatakan lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Kukatakan, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” [HR.al Bukhari & Muslim]
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Akan datang atas kalian Uwais bin ‘Amir bersama dengan penduduk Yaman dari Murad kemudian dari Qorn. Dulu dia kena penyakit sopak, kemudian sembuh darinya kecuali selebar koin uang dirham. Dia punya seorang ibu yang dulu dia berbakti kepadanya. Seandainya dia bersumpah atas nama Allah, pastilah akan dipenuhiNya. Maka jika kamu mampu dia beristighfar untukmu, maka lakukanlah.” [HR. Muslim]
Ini pula Hiwah bin Syuraih, dia adalah salah seorang Imam kaum muslimin dan ulama yang terkenal. Dia duduk pada halaqohnya mengajar manusia. Berbagai thalib (penuntut ilmu) datang kepadanya dari segenap tempat untuk mendengar darinya. Maka suatu ketika ibunya berkata kepadanya, saat dia berada di tengah-tengah muridnya, “Berdirilah wahai Hiwah, beri makan ayam.” Maka dia pun berdiri dan meninggalkan kajian.
Ketahuilah wahai saudaraku yang tercinta, bahwasanya termasuk pintu-pintu sorga adalah Babul Walid (Pintu berbakti kepada orang tua). Maka janganlah kehilangan pintu tersebut, bersungguh-sungguhlah dalam menaati kedua orang tuamu. Demi Allah, baktimu terhadap keduanya termasuk diantara sebab-sebab kebahagiaanmu di dunia akhirat.
Aku memohon kepada Allah azza wa jalla agar memberikan taufik kepadaku dan seluruh kaum muslimin untuk berbakti kepada kedua orang tua dan berbuat baik kepada keduanya. Wallahu a`lam
Read more...

Sebelum Meninggal Dia Mengatakan, “Aku Mencium Bau Surga!”

0 komentar

Dalam sebuah hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu’anha bahwa Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda,
“Ada tujuh golongan orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari tiada naungan selain dari naunganNya…di antaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam melakukan ketaatan kepada Allah.”
Dalam sebuah hadits shahih dari Anas bin an-Nadhr RA, ketika perang Uhud ia berkata, “Wah…angin surga, sungguh aku telah mecium bau surga yang berasal dari balik gunung Uhud.”
Seorang Doktor bercerita kepadaku, “Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata pasien tersebut adalah seorang pemuda yang sudah meninggal -semoga Allah merahmatinya-. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?
Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit dan mengerang sakit? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah ia marah dan jengkel? Atau apa?
Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka, ‘Jangan khawatir! Saya akan meninggal… tenanglah… sesungguhnya aku mencium bau surga.!’ Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat tersebut di hadapan pada dokter yang sedang merawat. Meskipun mereka berusaha berulang-ulang untuk menyelamatkannya, ia berkata kepada mereka, ‘Wahai saudara-saudara, aku akan mati, jangan kalian menyusahkan diri sendiri… karena sekarang aku mencium bau surga.’
Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah. ‘ Ruhnya melayang kepada Sang Pencipta Subhanallahu wa Ta’ala.
Allahu Akbar… apa yang harus kukatakan dan apa yang harus aku komentari… semua kalimat tidak mampu terucap… dan pena telah kering di tangan… aku tidak kuasa kecuali hanya mengulang dan mengingat Firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala,
‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.’ (Ibrahim: 27).
Tidak ada yang perlu dikomentari lagi.”
Ia melanjutkan kisahnya,
“Mereka membawanya untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudara Dhiya’ di tempat memandikan mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan yang terakhir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesudah shalat Maghrib pada hari yang sama.
I. Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat.” Ini merupakan tanda-tanda Husnul Khatimah.
II. Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga pada persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Padahal tubuh orang yang sudah meninggal itu dingin, kering dan kaku.
III. Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiaannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam.
Subhanallah… sungguh indah kematian seperti ini. Kita bermohon semoga Allah menganugrahkan kita Husnul Khatimah.
Saudara-saudara tercinta… kisah belum selesai…
Saudara Dhiya’ bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah anda apa jawabannya?
Apakah anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya? Atau duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal-hal yang ter-larang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia dapatkan Husnul Khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkannya; meninggal dengan mencium bau surga.
Ayahnya berkata,
‘Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapat melaksanakan shalat Shubuh berjamaah. Ia gemar menghafal al-Qur’an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU’.”
Aku katakan, “Maha benar Allah yang berfirman,
‘Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang.’ (Fushshilat: 30-32).”
(SUMBER: SERIAL KISAH TELADAN KARYA MUHAMMAD BIN SHALIH AL-QAHTHANI, PENERBIT DARUL HAQ, TELP.021-4701616 sebagai yang dinukil dari Qishash wa ‘Ibar karya Doktor Khalid al-Jabir)
Read more...

Jalan keluar bagi yang gemar bersedekah

0 komentar

Ini adalah sebuah kisah nyata yang terjadi pada seorang laki laki dari Madinah Nabawiyah pada tahun yang lalu. Lelaki tersebut telah mendekati umur 48 tahun. Takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menentukan dia terkena gagal ginjal. Saat dia mengetahui kabar tersebut dia menerima dengan jiwa yang sabar dan penuh keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Setelah dokter mengabarkan bahwa dia terkena gagal ginjal, anak-anaknya pun mengkhawatirkan dirinya, dan mereka berkata, “Kami akan mendonorkan sebuah ginjal untukmu,” namun sang ayah menolak siapapun yang akan mendonorkan ginjalnya untuknya.
Salah seorang teman anak-anaknya memberikan usul agar mereka pergi ke Mesir untuk membeli ginjal. Akan tetapi sang ayah benar-benar menolak usul tersebut. Setelah berulang kali dibujuk akhirnya sang ayah menyetujui usul tersebut.
Maka merekapun pergi ke Mesir, di sanalah kemudian dilakukan diagnosa ginjalnya, dan mereka membandingkan hasil diagnosa ginjalnya dengan diagnosa para pendonor, namun sama sekali tidak ada yang sesuai. Setelah pencarian yang panjang, mereka mendapatkan pendonor yang hasil diagnosanya sama dengan diagnosa sang bapak.
Kemudian selesailah tawar-menawar penggantian ginjal antara pendonor dengan anak-anak sang bapak tersebut. Mereka mencapai kesepakatan dana hingga mendekati 15 ribu dollar (sekitar Rp 140 juta). Anak-anak itupun membayarnya tunai kepada pendonor sebelum dilakukannya operasi sesuai dengan kesepakatan.
Di pagi hari dilakukannya operasi, sang bapak meminta untuk menemui sang pendonor. Maka anak-anak mengabarkan kepadanya bahwa tidak perlu mengadakan pertemuan ini. Akan tetapi sang bapak mendesak untuk bertemu dan berterima kasih kepadanya. Setelah debat keras, akhirnya anak-anak itupun menyetujuinya. Maka merekapun mengantarkan sang bapak kepada pendonor.
Di sinilah, yang mengagetkan, ternyata sang pendonor adalah seorang gadis berusiai 17 tahun.
Sang bapak terpukul keras karena kejadian ini. Dia tidak pernah membayangkan bahwa sang pendonor adalah seorang gadis seusia ini. Sementara itu, ia membayangkan kalau pendonornya adalah seorang laki-laki tua. Di depan kejadian mi, sang bapak tidak mampu berkata-kata apapun. Namun setelah beberapa saat dia bertanya kepada gadis tersebut: ‘Apa yang memaksamu untuk mendonor?’.  
Diapun menjawab“Kemiskinan.”
Jelaslah bagi sang ayah itu bahwa gadis ini menanggung dua saudara laki-laki dan satu saudari perempuannya yang kecil setelah kematian kedua orangtuanya.
Setelah sang bapak itu mengetahui keadaan gadis tersebut dia berkata,“Demi Allah, aku tidak melakukan operasi”.
Anak-anaknya dibuat kaget oleh sikap bapaknya. Anak anak itupun mencoba membujuk bapaknya, akan tetapi sang bapak menolak dengan keras.
Mereka mengabarkan bahwa dana telah dibayarkan, dan tidak mungkin memintanya kembali.
Maka sang bapak berkata,”Siapa yang berkata bahwa aku akan memintanya kembali? Demi Allah, aku tidak akan mengambilnya, harta itu halal untuknya”.
Sang bapak pun meminta kepada mereka untuk kembali dengan segera ke Saudi. Mereka pun benar-benar sampai ke Madinah. Selang beberapa waktu mereka kembali ke Rumah Sakit bersama bapaknya untuk melihat perkembangan keadaannya. Terjadilah sebuah keadaan yang sangat mengagetkan!!
Diagnosa menunjukkan bahwa sang bapak telah selamat dari kegagalan ginjal. Sang bapak dan anak-anaknya pun merasa aneh, lalu mereka pergi ke Rumah Sakit lain untuk melakukan diagnosa, dan hasilnya adalah keselamatan sang bapak dari kegagalan ginjal.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyembuhkannya. Karena dia telah melepaskan kesulitan gadis tersebut, maka Allah mengeluarkannya dari kesulitan dan menyembuhkannya karena sebab gadis tersebut. Ini adalah takdir Allah yang Maha Agung
Read more...

Kisah Kharomah Imam Lapeo (K.H. Muhammad Thahir)

15 komentar
Lahir dengan nama K.H. Muhammad Thahir atau lebih populer dengan sebutan Imam Lapeo lahir di Tinambung pada thn 1838. Nama Lapeo sendiri diambil dari nama kampung di Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar. Sekitar 290 Km dari Makassar.

Imam Lapeo : seorang imam di desa lapeo yang sederhana dan menyebarkan agama Islam sampai ketanah bugis. sering memperlihatkan mukzisat dari sang Kuasa, Daerah Mandar sendiri dulunya dikenal dengan ilmu magic-nya, animisme dan kemusyrikan Imam Lapeo-lah yang meluruskan jalan sesat mereka.

Imam Lapeo sukses menyadarkan perilaku-perilaku buruk mereka, dan inilah yang menjadi salah satu alasan nama masjidnya yang dikenal sampai sekarang dengan sebutan Mesjid Jami’ At-Taubah Lapeo, kemudian dialihkan namanya mesjid Nuruttaubah Lapeo.

Dalam menyebarkan agama Islam berbagai cara yang ditempuh oleh Imam Lapoe, dimana ia menarik perhatian masyarakat atau orang disekitarnya dalam mengajarkan agama, secara bartahap beliau mengikuti kebudayaan-kebudayaan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut.

Beliau mengajak masyarakat sekitar membangun mesjid tetapi dalam kenyataannya tak semudah dibayangkan. Imam Lapeo harus berhadapan dengan maraknya perjudian, ramainya warga Mandar yang masih mabuk-mabukkan dengan minuman kebanggaannya adalah Manyang Pai’. (Tuak).

Masyarakat sendiri secara bertahap menghilangkan kebiasaan yang mereka lakukan. Bukan hanya dengan mengajak masyarakat di sekitarnya membangun mesjid Imam Lapeo juga sering bertamu di rumah masyarakat jika sedang berjalan-jalan dan juga terkadang masyarakat mendatangi rumah beliau untuk meminta doa dan petunjuk jika ada masalah yang mereka hadapi atau mempunyai keiinginan. Beliau juga terkenal dengan sikap dermawannya sampai-sampai beliau berhutang jika ada masyarakat yang memerlukan bantuan.

Berbagai cara dan upaya telah dilakukannya beliau untuk menyampaikan dan mewujudkan risalah dan nilai-nilai Islam yang benar kepada ummat Islam di Mandar, yang sudah ter-Isalamkan sejak abad ke 15 di jaman Ammara’diang Kakanna I Pattang Daetta Tommuane oleh usaha Ulama Abdul Rachman Kamaluddin bergelar Tosalama di Binuang.
Walaupun kiprah dan perjuangan Imam Lapeo sering di reduksi dan dibumbui dengan hal-hal yang berbau Supranatural seperti cerita tentang kemampuannya berada di dua tempat sekaligus ; menaklukkan para tukang Doti, bahkan intelektual sekelas Emha Ainun Najib meyakininya kisah-kisah Imam Lapeo.

Ada banyak nelayan Mandar yang percaya, bila terhadang badai di tengah laut, mengingat sang panrita untuk kemudia memanggil namanya adalah salah satu cara menaklukkan badai. Ya, itulah salah satu bentuk betapa orang Mandar menganggap Imam Lapeo sebagai ulama ber-karamah. Banyak rumah di Mandar memasang fotonya di dinding rumah. Dan banyak kasus, foto ukuran kecilnya dijadikan jimat (disimpan di dalam dompet).

Berikut Biographi singkat serta beberapa kisah kharomah yang dialami oleh K. H. Muhammad Thahir (Imam Lapeo) yang juga terkenal dengan sebutan Tosalama’ Iman Lapeo.
Pada masa kanak-kanaknya, oleh orang tuanya memberikan nama kepada Imam Lapeo yaitu Junaihim Namli. Sejak kecil ia dikenal masyarakat sebagai anak yang patuh dan taat kepada oran tua, beliau dikenal jujur, pemberani, dan punya kemauan yang sanga keras.
K. H. Muhammad Tahir Iman Lapeo berlatar belakang keluarga yang taat beragama. Bapaknya bernama Muhammad bin Haji Abdul Karim Abtalahi, disamping bekerja sebagai petani dan nelayan, juga menjadi guru mengaji Al Quran.
Guru mengaji handal yang diwariskan oleh nenek K. H. Muhammad Iman Lapeo yaitu H. Abd. Karim Abtallahi (juga populer dengan nama Nugo kepada anaknya, Muhammad). Nenek Iman Lapeo salah seorang penghafal Quran yang terkenal dizamannya. Istrinya bernama St. Rajiah, yang menurut silsilah keturunannya berasal dari keturunan Hadat Tenggelang (Tenggelang, suatu daerah yang berstatus distrik dalam wilayah pemerintahan swapraja Balanipa dahulu, sekarang termasuk pemerintahan wilayah Kecamatan Campalagian).
Latar belakang yang taat beragama inilah yang sangat berpengaruh dalam proses perkambangan jiwa K. H. Muhammad Tahir Imam Lapeo dan mewarnai kehidupannya sejak beliau kanak-kanak. Sebagai seorang anak nelayan ia telah terbiasa dengan arus dan gelombang laut ketika menemani ayahnya mencari ikan. Tidak mengherankan sejak umur 15 tahun beliau telah berani mengikuti pamannya Haji Bukhari ke Padang, Sumatra Barat berdagang lipa’ sa’be (sarung sutra).
Pada umur 27 tahun Muhammad Tahir dikawinkan oleh gurunya Sayid Alwi Jamalullil bin Sahil (seorang ulama besar dari Yaman) dengan seorang gadis bernama Nagaiyah (kemudian berganti nama menjadi Rugayah). Pada perkawinan inilah nama Junahim Namli diganti oleh gurunya (Sayid Alwi) menjadi Muhammad Thahir, nama yang dikenal sampai sekarang.
Di bidang pendidikan, pendidikan formalnya tidak menonjol. Dalam mengikuti pendidikan non-formal ia lebih tertarik pada pelajaran-pelajaran agama Islam. Di usia kanak-kanaknya Junahim Namli telah khatam Al Quran beberapa kali melampaui teman-teman sebayanya. Menjelang usia remaja, ia lebih memperdalam bahasa Arab seperti nahwu syaraf di Pambusuang. Lalu dia pergi ke Pulau Salemo (masa itu sangat terkenal sebagai tempat pendidikan pesantren yang melahirkan para ulama di bawah bimbingan ulama besar dari Gresik, Jawa Timur) menimba dan menambah ilmu-ilmu agama Islam. Beberapa tahun ia tinggal disalemo.
Kemudian ia pergi ke Padang, Sumatra Barat dan tinggal selama 4 tahun menambah ilmu. Sesudah itu melanjutkan perjalanannya ke Mekah menuntut ilmu agama, mendatangi ulama besar memperdalam ilmu fikih, tafsir, hadits, teologi dan lain-lain. Ia tinggal di Mekah beberapa tahun lamanya.
Dalam perjalanan K.H. Muhammad Tahir Iman Lapeo mengembangkan dakwah Islam, ia telah melakukan perkawinan sebanyak enam kali. Perkawinan ini didasarkan kepada kesadaran K. H. Tahir Imam Lapeo bahwa kawin dengan bersandarkan syariat Islam adalah merupakan strategi dakwah yang sangat efektif dalam mengenbangkan dan atau menyebarkan agama Islam. Hal itu ditandai dengan kenyataan, beberapa istrinya berasal dari keluarga elit dalam masyarakat Mandar dizamannya yang dianggap sangat bisa menunjang perjuangan dakwahnya.
Istri pertama bernama Rugaya melahirkan keturunan 8 anak yaitu: St. Fatima, St. Hadiyah, Muhammad Yamin, Abd. Hamin, Muhammad Muchsin, St. Aisyah, St. Marhumah.
Istri kedua, Sitti Khalifah, tidak melahirkan keturunan. Istri ketiga Sitti Khadijah, melahirkan satu orang anak yaitu Najamuddin, dan yang istri keempat Sitti Attariah, tidak melahirkan anak. Keempat istrinya itu adalah putri-putri tokoh masyarakat.
Dalam meluncurkan visi misi dakwah ke daerah Mamuju ia diangkat menjadi Kali ‘Kadi’ Kerajaan Tappalang (sekarang dalam wilaya Kecamatan Tappalang, Kabupaten Mamuju).
Di Mamuju K. H. Muhammad Tahir Imam Lapeo mengawini seorang putri sayid yang bernama Syarifah Hamidah tetapi tidak melahirkan keturunan. Pada perkawinan yang terakhir dengan Sitti Amirah melahirkan empat orang anak yaitu Abdul Muttalib, Siti Ssabannur, Siti Asiah dan Siti Aminah.
Putra-putri K. H. Muhammad Thahir Imam Lapeo sebagian besar melanjutkan usaha bapaknya mengabdi untuk kepentingan agama Islam. Salah seorang putrinya yang bernama Hj. Aisyah Tahir, populer dengan panggilan Ummi Aisyah, adalah tokoh wanita Sulawesi Selatan pernah memimpin Muslimat Nahdatul Ulama, yang menjelang akhir hayatnya Ummi Aisyah dikenal sebagai wanita yang memiliki kemampuan metafisik yang lebih.
K. H. Muhammad Thahir Imam Lapeo menghembuskan nafas terakhir dengan tenang dalam usia 114 tahun, pada hari Selasa 27 Ramadhan 1362 H. Bertepatan tanggal 17 Juni 1952 di Lapeo (sekarang wilayah kecamatan Campalagian, kabupaten Polewali Mandar). Dimakamkan di halaman mesjid Nur Al-Taubah di Lapeo (mesjid yang di kawasan Mandar dikenal juga dengan sebutan Masigi Lapeo ‘Mesjid Lapeo’ yang terkenal dengan menaranya).
Makam K. H. Muhammad Thahir Imam Lapeo sampai sekarang banyak dikunjungi oleh masyarakat yang datang dari berbagai daerah Mandar, dan daerah-daerah lain dari luar Mandar.
K. H Muhammad Thahir Imam Lapeo terkenal juga dengan gelar To Salamaq Imam Lapeo. Dalam bidang tasawuf dan tarekat, K. H. Muhammad Thahir Imam Lapeo mengacu kepada tasawuf dan tarekat Syadziliah.
Berikut ini beberape kisah kekeramatan To Salamaq Imam Lapeo yang dipercaya kebenarannya oleh sebagian besar masyarakat Mandar dahulu.
1. Pembangunan Mesjid
Waktu itu sekitar tahun 60an Masjid Lapeo sedang dibangun disamping makam lapeo namun terhambat masalah dana akhirnya tidak lama kemudian datang beberapa unit truck dari makassar membawa semen pasir dan beberapa bahan bangunan warga sekitar heran karena tidak ada satupun dari mereka yang memesan apalagi dana tidak ada.mereka memutuskan untuk membicarakannya di rumah salah satu warga di sana,ketika ditanyakan tentang siapa orang misterius yang memesan bahan bangunan ini,si supir mengatakan bahwa yg memesan adalah seorang kakek berpakaian serba putih bersorban dan kebetulan si supir melihat foto imam lapeo yang ada di lama rumah warga tersebut,dan mengatakan bahwa orang itulah yang memesan bahan bangunan.
2. Tempat Imam Lapeo Berkhalawat
Narasumber mengetahui ada 2 tampat imam Lapeo berkhalawat yang di kebun dan sebidang tanah yang terletak di Paccini. Tempat ini telah didirikan sebuah rumah dan ada kejadian yang diluar jangkauan manusia yakni penghuni rumah tersebut satu persatu meninggal dunia. Dan orang-orang pun memberi tanda tempat Khalawat Imam Lapeo untuk tidak dihuni.
3. Turun Dari Mobil Untuk Sembahyang.
Suatu hari dalam perjalanan menuju Makassar, tiba waktunya untuk shalat Dzuhur dan beliau menyuruh sopir mobil untuk berhenti sejenak untuk melaksanakan shalat, namun sopir mobil tidak rela menghentikan mobilnya jika sewa mobil tidak dibayar agar dapat melanjutkan perjalanan ke Makassar. Belia pun membayarnya dan turun bersama rombongannya untuk menunaikan shalat Dzhuhur, kemudian mobil tersebut melanjutkan perjalanannya namun dalam perjalanan mobil tersebut tiba-tiba macet, mobil tidak bisa jalan, setelah shalat Imam Lapeo beserta rombongan berencana melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki, dalam perjalanan mereka bertemu dengan mobil yang mereka tumpangi dalam keadaan macet, penumpang dalam mobil tesebut berkata inilah tadi teman kita yang singgah untuk shalat, Imam Lapeo pun naik diatas mobil tersebut tidak lama kemudian mobil tersebut bisa jalan dan normal seperti semula.
4. Gema Teriakannya Di Telinga Pencuri.
Suatu hari ada seseorang memasuki kebunnya di Galung Lampu, berencana untuk mencuri buah-buahan yang didalamnya yakni memanjat pohon kelapa. Tiba-tiba terdengar teriakan Imam Lapeo, sementara beliau tidak ada dikebun, orang tersebut lari sekencangnya suara tersebut masih terdengar : To bibo….to bibo… to bibo. Dia pun tidak bisa tidur dengan mendengar suart tersebut hingga dia pun  mendatangi beliau dan menjelaskan apa yang telah terjadi dan memohon maaf kepada beliau juga meminta agar diobati. Orang tersebut dioabati dan sudah merasa tenang.
5. Pernah Diberkati Jadi Professor
Seorang Professor bercerita:
Dia berasal dari Sindereng 8 bersaudara dia merupakan anak bungsu. Ayahnya meninggal sewaktu masih kecil. Pada suatu hari ibunya mendatangi seorang ulama tentang anak-anaknya apakah ada bayangan kebaikan, sebab peninggalan ayahnya hanya sebidan tanah yang tidak terlalu luas. Ulama itupun menyarankan untuk mendatangi Imam Lapeo yang ada di Mandar. Katanya ambillah sebahagian kemampuanmu untuk dapat mendatanginya. Diapun kerjakan sebagiamana saran ulama tadi.
Sewaktu bertemu Imam Lapeo memperhatikan kedelapan anak-anak itu lalu menunjuk bahwa anak bungsu ini nanti akan sukses, peliaharalah dia dengan baik dan saya doakan.
Ternyata dia sekarang jadi dosen di IAIN Alauddin Makassar.
6. Mengembalikan Peliharaan yang hilang.
Kawu, seorang tua dari Kelurahan Tinambung, kabupaten Polmas menuturkan bahwa pernah suatu hari kuda peliharaanya hilang. Sudah satu minggu lebih dicari kuda yang hilang itu, belum juga ditemukan. Maka ia menemui K.H Muhammad Thahir Lapeo mohon didoakan agar kuda itu dapat ditemukannya.
To Salamaq Imam Lapeo memejamkan lalu mengangkat tangannya sambil berdoa, ia berkata kepada Kawu, bahwa kuda yang dicari sekarang dalam perjalanan pulang kekandangnya. Jawaban tersebut membuat si empunya kuda tercengang, dan segera pamit pulang. Apa yang terjadi? Sesampainya dirumah dai menemukan kudanya benar-benar sudah ada dikandangnya.“ Kuda itu datang sendiri “, kata istri pemilik kuda tersebut.
7. Membayar Hutang
Peristiwa lainnya dituturkan oleh informan bahwa suatu hari K.H Muhammad Thahir Imam Lapeo ingin mambayar hutang karena waktu yang disepakati telah sampai. Hutang tersebut adalah harga bahan-bahan bangunan Mesjid Nur Al- Taubah Lapeo yang dipinjam oleh beliau untuk perluasan bangunan Mesjid. Tetapi sampai pada malam hari To Salamaq Imam Lapeo belum juga mempunyai uang., sementara besoknya hutang itu harus dibayar.

Lalu, malam itu juga ia mengajak putranya Muchsin Thahir beserta kusir bendi berangkat ke Majene menemui H.Hasan, pedagang yang memberi utang kepada panitia pembangunan mesjid dengan maksud minta perpanjangan waktu peminjaman. Dalam perjalanan dari Lapeo menuju Majene, semua mesjid yang dilewati disinggahi untuk melaksanakan shalat sunnah, antara lain mesjid-mesjid Karama,Tangnga-Tangnga, dan Tinambung. Dari Tinambung beliau terus ke Limboro dan Lembang-Lembang. Di kedua mesjid itu ia melakukan shalat agak lama.
Menjelang subuh hari baru ia putranya meneruskan perjalanan ke Majene. Dalam perjalanan antara Lembang-Lembang dan Tinambung tiba-tiba ia ditahan oleh seseorang yang sama sekali tidak di kenalnya. Orang itu memberikan suatu bungkusan sebagai oleh-oleh kepada To Salamaq Imam Lapeo.
Lalu diperintahkannya kepada anaknya(Muchsin Thahir) yang menyertainya malam itu mengambil bungkusan tersebut. Perjalanan ke Majene dilanjutkan. Setelah sampai di rumah H.Hasan di Majene bungkusan tersebut dibuka. Apa isinya? Ternyata, sejumlah uang pas-pas dipakai membayar hutangnya kepada H.Hasan.
8. Menyembuhkan Penyakit
Dituturkan pula bahwa di Lapeo pernah berjangkit suatu penyakit yang sangat ganas dan berbahaya. Penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan tradisional maupun medis modern pada saat itu. Menurut informan, saking ganasnya penyakit itu sehingga dalam satu hari diperkirakan 3 sampai 5 orang yang meninggal akibat penyakit tersebut. Keadaan seperti ini sangat meresahkan dan menggelisahkan masyarakat. Rakyat mengadu kepada To Salamaq Imam Lapeo. Mendengar semua pengaduan tersebut K.H Muhammad Thahir sangat prihatin.
Di perintahkannya menyiapkan sebuah tempayan berisi air minum. Setelah itu K.H Muhammad Thahir To Salamaq Imam Lapeo memejamkan mata seraya mengangkat tangannya berdoa kepada Allah, kemudian diludahinya air tempayan tersebut tujuh kali. Air yang telah diludahnya itu diminumkan kepada penderita yang terkena penyakit aneh tersebut.
Berkat pertolongan Allah swt., mereka yang sempat meminum” air obat ” To Salamaq Imam Lapeo semuanya sembuh, dan penyakit tersebut tidak mengganaskan lagi.
9. Menolong Orang Yang Tenggelam
Pernah suatu saat, ketika K.H Muhammad Thahir Imam Lapeo sementara memberikan pengajian, tiba-tiba pengajian dihentikan beberapa saat. To Salamaq Imam Lapeo keluar ke teras, lalu menatap ke angkasa raya seraya tangannya dilambai-lambaikan. Setelah itu beliau masuk kembali akan melanjutkan memberikan pelajaran kepada murid-muridnya.

Sebelum pengajian dilanjutkan kembali, salah seorang muridnya bertanya tentang apa yang barusan To Salamaq Imam Lapeo kerjakan. Beliau menjawab bahwa dia menolong sebuah perahu yang hampir tenggelam di tengah laut karena serangan badai dan amukan ombak besar. Beberapa hari kemudian, seorang tamu dari Bugis datang ke rumah To Salamaq Imam Lapeo mengucapkan terima kasih.

Menurut pengakuannya bahwa perahunya hampir tenggelam beberapa hari yang lalu di sekitar pulau-pulau Pangkajene. Yang menolongnya adalah K.H Muhammad Thahir To Salamaq Imam Lapeo yang tiba-tiba dilihatnya datang berdiri di baguan kepala perahunya. Seketika itu juga ombak menjadi tenang, dan badai pun reda.
10. Dalam keadaan lapar dan Haus Makanan datang
Pada suatu hari, dengan ditemani beberapa muridnya, K.H Muhammad Thahir Imam Lapeo sedang menuju ke suatu kampung. Mereka berjalan kaki menyusuri pinggir kali menuju ke hulu. Menjelang sore hari mereka berjalan terus. Mereka belum makan siang karena sejak berangkat tadi belumprnah melewati perkampungan penduduk. Di manakah mereka akan makan, sementara lapar haus sudah terasa?
Tapi K.H Muhammad Thahir To Salamaq Imam Lapeo mengatakan supaya mereka sabar. Tak berapa lama kemudian,di tempat yang begitu sunyi sepi, tiba-tiba mereka melihat suatu rakit kecil yang sedang hanyut ke hilir. Di atas rakit kecil itu tersedia berbagai jenis makanan seperti nasi,ketan,lauk bersama ayam panggang. Mereka mengambil makanan tersebut dan menikmatinya. Selanjutnya K.H Muhammad Thahir Imam Lapeo bersama pengikutnya/muridnya melanjutkan perjalanan menuju kampung tujuan.
Wafatnya Imam Lapeo
Menjelang kematiannya, Imam lapeo berpesan supaya disediakan batang pisang sebelah menyebelah (pihak kanan dan pihak kiri) sebagai tempat bersandar saya bicara dengan mungkar-nakir. Pagi pada hari selasa beliau wafat dan besok siang barulah dimakamkan. Penulis pada waktu itu berumur 8 tahun menyaksikan.
Awan mendung dan tangisan para pelayat mayat beiau tambah lama semakin kecil. Jasadnya disemayamkan di rumah di mandikan di Mesjid Lapeo.
Menurut mahyuddin sewaktu di usung, jenazah sangat ringan seakan-akan tidak ada kecuali kain, merekapun masygul. Ketika disuapi dengan tanah pada bagian kepala mereka menyaksikan jasad didalam kain kafan. Setelah menyuapi terdengar di telinga mereka suara batuk.
Pesan yang paling dia utamakan kepada masyarakat lapeo adalah selalu berkata jujur, dan pesan lainnya adalah melaksakan shalat dan ibadah lainnya.
Pandangan Masyarakat Terhadap Imam Lapeo (K.H. Muhammad Thahir)
Menurut Masyarakat yang sempat kami wawancarai bahwa sahnya imam lapeo merupakan tokoh agama yang terkenal dengan kekaromahannya, biasanya masyarakat banyak datang mengunjungi makamnya jika mempunyai hajatan namun dalam berdoa mereka meminta kepada Allah S.W.T. dan beliau mengatakan bahwa banyaknya dana merupakan sumbangan dari beliu sampai sekarang. (dikarenakan banyak pengunjung yang memasukkan uang ke kotak amal berkisar sebanyak Rp 3.000.000,-/ harinya).
Read more...
 
. © 2012 Berbagi Syiar Islam. Supported by Ilman-Islam and Graficom