Jalan-jalan di Tanah Mandar,
jangan lupa sempatkan singgah di daerah Wonomulyo dimana penduduk setempat
disini biasa menyebutnya sebagai (Kappung Jawa) atau kalau di bahasa
Indonesiakan adalah sebagai Kampung Jawa.
Apa yang menjadi kalimat tersebut
diatas adalah benar adanya dimana di daerah kec. Wonomulyo ini yang berada di
daerah Polewali Mandar – Sulawesi Barat,
adalah merupakan suatu daerah dimana yang bila kita perhatikan dengan seksama
hampir sebagian kehidupan masyarakat disini,serasa kita berada seperti di Pulau Jawa.
Jadi bila anda berkeinginan
jalan-jalan hanya untuk melihat daerah tanah Jawa, sebaiknya cobalah main-main
ke daerah tanah Mandar ini yaitu tepatnya di daerah Kec. Wonomulyo .
Diperkirakan hampir 90% masyarakat penduduk disini beragama
Muslim, di Wonomulyo ini terdapat sebuah masjid terbesar yang terletak di
Kelurahan Sidodadi berdekatan dengan lapangan Gaswon (Gabungan Sepakbola
Wonomulyo). Tempat Ibadah Umat Islam ini dinamakan Masid Merdeka Wonomulyo, ini
termasuk ramai dipadati penduduk setempat baik Orang Jawa, Suku Makassar,Suku
Bugis,Suku Mandar ataupun para Musafir yang kebetulan lewat dan singgah
sebentar melakukan Sholat di Masjid ini, biasanya para pengunjung yang ingin
singgah Sholat tersebut adalah datang dari daerah Makassar ataupun yang datang dari
arah yang berlawanan seperti dari Daerah Mamuju dan Majene yang kebetulan lewat
melintas di daerah Kec. Wonomulyo tersebut apalagi di bulan Ramadhan banyak
pengunjung yang menyempatkan istirahat sejenak dengan melakukan Sholat di
Masjid ini.
Kecamatan Wonomulyo termasuk yang paling padat penduduknya
dibandingkan Kecamatan lain yang ada di
Kab. Polman, bahkan yang menjadi ciri khas daerah ini adalah hampir semua desa ataupun
kelurahan memakai nama dengan bernuansa bahasa seperti di pulau Jawa yaitu
seperti salah satunya adalah antara lain Keluarahan Sododadi, Bumiayu,
Magelang, Kediri, Sumberjo, Jogya lama, Jogja Baru, Kuningan, Kebun Sari,
Sidorejo, Sugih Waras dan masih banyak lagi dan yang cukup membanggakan di
daerah ini hampr di tiap sudut di Kec. Wonomulyo ini terdapat Masjid/Surau
tempat umat muslim melakukan Sholat dan aktivitas kegiatan Agama lainnya.
Bila suatu kelak teman-teman berada di Kec. Wonomulyo ini,
jangan lupa main-main ke kampung Nenek dan orang tua saya yaitu di daerah
Wonomulyo khususnya dibagian pinggiran masuk perkampungan menuju desa Sidodadi,
Bumiayu Pucceda, Sejauh mata memandang, teman-teman akan bisa menyaksikan
keindahan panorama alam indah Bumi Wonomulyo ini, terdapat hamparan sawah yang
Hijau, serta aktivitas petani yang memikul cangkulnya untuk bekerja di kebun, dan
juga sebagian ternak Kerbau sibuk dengan para tuannya masing ada yang sementara
membajak sawah dengan secara tradiosional dan ada juga yang sudah memakai alat
mesin (Dompeng) secara Modern, dan bila tiba saatnya Padi mulai menguning di
sawah, para sahabat akan disuguhkan pemandangan para Pasangking (atau
orang-orang yang berkumpul) sedang melakukan Panen Padi, sementara Ternak Kuda-kuda
sibuk dengan mengangkut gabah di punggungnya, juga saat ini masyarakat setempat
sebagian sudah menggunakan kendaraan roda dua dan empat mengangkut Gabah ke
tempat Pabrik Penggilingan Gabah untuk menghasilkan beras yang kita sering
makan sehari-hari.
Belum sampai disitu selain Sawah yang luas dalam perjalanan kalian
nantinya akan melihat tambak empang yang luas dimana para penduduk pribumi
memelihara Ikan dan Udang untuk dijual ini kami dapat lihat di daerah Pucceda, antara
penduduk asli Suku Mandar/Bugis dan Suku Jawa disini terlihat sangat menjunjung
tinggi rasa kekeluargaan.
Sedikit bercerita, buat teman-teman yang ingin berkunjung ke
kampung saya nih…bila perlu ajak ajak saya juga yah.. siapa tau saya bisa antar makan buah
rambutan dan langsat di kebun nenek saya, atau makan kelapa muda di kebun
sepupu saya….he..he
Tidak sampai disitu bila kepingin asyik coba bila ada waktu
kalian bisa berjalan-jalan di pematang Sawah..yang ada diwonomulyo, bila kamu
melihat seorang ibu/atau siapa saja yang tanganya sedang menyisir merabah tanah
dengan dengan berjalan diatas airnya yang dalamnya sebatas mata kaki, serta disekelilingnya kalian melihat itik/atau bebek yang sedang berenang bermain
air, percaya deh Ibu itu pasti sedang mencari telur itik, karena itulah yang
saya lihat pada waktu itu..he..he, perlu sahabatku ketahui bahwa di kampung
saya ini selain bertani juga kebanyakan penduduknya bekerja sambilan dengan memelihara itik, ayam, dan juga
ada yang berternak Kambing dan Sapi.
Selain berternak sebagian penduduk di Kampung Jawa ini ada
yang membuat usaha pembuatan Batu Batako, sungguh asik melihat mereka bermain
dengan tanah liat dan membentuknya menjadi bahan Batu batako, dari batu inilah hampir
semua penduduk di wilayah Kec. Wonomulyo ini menggunakannya sebagai bahan dasar
membuat bangunan rumah dan Ruko ataupun bangunan-bangunan lainnya.
Selain Aktivitas bertani dan berdagang tersebut, rupanya masyarakat
di Kec. Wonomulyo gemar dengan berdagang, ini bisa dilihat di Pasar Wonomulyo
yang hampir tidak pernah sepih dengan aktivitas perdagangan mereka, dari
penjual makanan, sayur-sayuran sampai dengan bahan keperluan rumah tanggah
serta bahan-bahan bangunan, Pasar disini disebut oleh warga Bugis/Mandar
sebagai Pasar Kampo atau Kappung’ Jawa (Pasar Kampung Jawa), ada Pasar Subuh
yang memang dikuhususkan para pedagangya menjual dagangannya mulai dari jam 04
subuh sampai dengan pukul 07 Pagi, selain
itu ada juga yang disebut sebagai Pasar Rabu dan Minggu, dimana hari ini disebut
Pasar Ramai dikarenakan hari tersebut merupakan Pasar Besar yang hampir semua
aktivitas perdagangan baik jajanan kecil, Pakaian serta keperluan rumah Tangga
semua ada disini, bisa dipastikan hampir semua Toko dan Ruko-ruko semua buka
untuk melakukan transaksi jual beli seperti di perkotaan besar pada umumnya, ini
dikarenakan hampir semua pedagang yang dari luar Kec. Wonomulyo tersebut datang
ke pasar ini, sebut saja seperti pedagang dari Kec. Campalagian, Mapilli dll, datang
ke Pasar ini untuk melakukan transaksi jual beli, dan bila memasuki waktu Ashar
dengan sendirinya pemandangan di pasar ini kembali seperti biasa tidak terlalu
ramai dikarenakan mereka telah kembali kerumah masing-masing, hanya sebagian
Toko dan Ruko saja yang masih buka ini dikarenakan kebetulan pemilik Toko/Ruko
tersebut telah menetap dipasar tersebut dan tinggal di sekitar Pasar Wonomulyo
tersebut.
Dan bertepatan dengan bulan Ramadhan ini, ada yang bembuat
saya rindu dengan kampung saya tersebut, Mappabuka ( Buka Bersama) ini sudah menjadi tradisi masyarakat disini,
siapapun tetangga atau keluarga yang memanggil untuk datang kerumahnya
mappabuka ( Buka bersama) ini sebagai penghormatan kita harus datang sebagai bentuk
penghoratan bagi mereka keluarga yang mengundang.
Ada cerita lucu mengenai Mappabuka ini, sepupu saya pernah
iseng menanyakan kepada saya tentang Mappabuka, kira-kira kalau kamu ikut
Mappabuka apanya yang kamu perhatikan….dengan sedikit bingung saya tidak bisa
menjawab pertanyaannya…
Memang apanya yang harus diperhatikan, lagian kalo berbuka
Puasa bersama kan..intinya itu kita bersyukur aja telah diberikan makanan yang
enak dan bisa berbagi bersama dengan tetangga yang lain…
Dengan sedikit bercanda sepupu saya mencoba menggurui saya,…ia
tau..tapi kalo kami anak muda disini sih bukan makanannya yang dilihat…dengan
detail sepupu saya menjelaskan bahwa disini tuh kalo berbuka…kami hanya
perhatikan rokok apa yang disediakan di piring….kalo rokoknya yang murah…ya
berarti kurang afdol dianggap biasa saja, tapi kalo rokoknya yang mahal seperti
Surya, Filter, Dji Sam Soe..nah…itu baru Hebat…..ha..ha ..ada-ada saja nih..tp
ya tidak bisa dipungkiri, pemuda di desaku ini boleh dibilang hampir semua
perokok berat, jadi matanya semua tertuju kepada rokok yang ditawarkan..he..he Tapi
jangan dianggan serius nih cerita diatas ini hanya iseng belaka…buat yang mau
Mappabuka jangan terpengaruh ya…he..he
Namun demikian dari semua cerita tersebut diatas pada
dasarnya saudara-saudara kami di kampung ini, cukup hidup rukun dan tingkat
rasa kekeluargaan mereka sangat di junjung tinggi.
Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari Anak Mandar yaitu kampung Orang
tua saya dilahirkan, walau saya lahir di Papua bekerja dan berkeluarga disini
hingga memiliku dua orang anak putra-putri kami disini, saya terus bermimpi
suatu ketika saya akan kembali kekampung orang tua saya (MANDAR) dan bisa
mengabdi disana setidaknya bisa berguna bagi Keluarga, Bangsa dan Agama kelak..Insya Allah…
Jadi teman-teman yang berdomisili di daerah Sulawesi ataupun
di Indonesia bagian Tengah dan timur tidak perlu lagi repot-repot ke Pulau Jawa
bila ingin merasakan nuansa seperti di perkampungan Pulau Jawa.
Cukup di Kecamatan Wonomulyo ini anda bisa menikmati
semuanya, anda bisa menikmati Becak, Delman (Bendi Bahasa daerah setempat)
Sepeda Onthel jalan-jalan menelusuri daerah Wonomulyo ini, dijamin serasa
seperti di Pulau Jawa deh…he..he
Sebenarnya masih banyak yang ingin kami angkat mengenai
kehidupan di daaerah Kampung Jawa (Kec. Wonomulyo) ini namun dengan
keterbatasan yang kami miliki kami berharap semoga dilain waktu teman-teman
bisa berkunjung di daerah kami dan merasakan keasrian serta aktivitas dan keramahtamahan masyarakat di Kampung Jawa Kec.
Wonomulyo ini.. Wassalam.
0 komentar:
Posting Komentar