Pages

 

Senin, 22 Juli 2013

Rindu Suasana Ramadhan di Kampung Halaman ( Di Tanah Mandar)

0 komentar



Jalan-jalan di Tanah Mandar, jangan lupa sempatkan singgah di daerah Wonomulyo dimana penduduk setempat disini biasa menyebutnya sebagai (Kappung Jawa) atau kalau di bahasa Indonesiakan adalah sebagai Kampung Jawa.
Apa yang menjadi kalimat tersebut diatas adalah benar adanya dimana di daerah kec. Wonomulyo ini yang berada di daerah Polewali Mandar – Sulawesi  Barat, adalah merupakan suatu daerah dimana yang bila kita perhatikan dengan seksama hampir sebagian kehidupan masyarakat disini,serasa kita berada seperti  di Pulau Jawa.
Jadi bila anda berkeinginan jalan-jalan hanya untuk melihat daerah tanah Jawa, sebaiknya cobalah main-main ke daerah tanah Mandar ini yaitu tepatnya di daerah Kec. Wonomulyo .
Diperkirakan hampir 90% masyarakat penduduk disini beragama Muslim, di Wonomulyo ini terdapat sebuah masjid terbesar yang terletak di Kelurahan Sidodadi berdekatan dengan lapangan Gaswon (Gabungan Sepakbola Wonomulyo). Tempat Ibadah Umat Islam ini dinamakan Masid Merdeka Wonomulyo, ini termasuk ramai dipadati penduduk setempat baik Orang Jawa, Suku Makassar,Suku Bugis,Suku Mandar ataupun para Musafir yang kebetulan lewat dan singgah sebentar melakukan Sholat di Masjid ini, biasanya para pengunjung yang ingin singgah Sholat tersebut adalah datang dari daerah Makassar ataupun yang datang dari arah yang berlawanan seperti dari Daerah Mamuju dan Majene yang kebetulan lewat melintas di daerah Kec. Wonomulyo tersebut apalagi di bulan Ramadhan banyak pengunjung yang menyempatkan istirahat sejenak dengan melakukan Sholat di Masjid ini.
Kecamatan Wonomulyo termasuk yang paling padat penduduknya dibandingkan Kecamatan lain yang ada  di Kab. Polman, bahkan yang menjadi ciri khas daerah ini adalah hampir semua desa ataupun kelurahan memakai nama dengan bernuansa bahasa seperti di pulau Jawa yaitu seperti salah satunya adalah antara lain Keluarahan Sododadi, Bumiayu, Magelang, Kediri, Sumberjo, Jogya lama, Jogja Baru, Kuningan, Kebun Sari, Sidorejo, Sugih Waras dan masih banyak lagi dan yang cukup membanggakan di daerah ini hampr di tiap sudut di Kec. Wonomulyo ini terdapat Masjid/Surau tempat umat muslim melakukan Sholat dan aktivitas kegiatan Agama lainnya.
Bila suatu kelak teman-teman berada di Kec. Wonomulyo ini, jangan lupa main-main ke kampung Nenek dan orang tua saya yaitu di daerah Wonomulyo khususnya dibagian pinggiran masuk perkampungan menuju desa Sidodadi, Bumiayu Pucceda, Sejauh mata memandang, teman-teman akan bisa menyaksikan keindahan panorama alam indah Bumi Wonomulyo ini, terdapat hamparan sawah yang Hijau, serta aktivitas petani yang memikul cangkulnya untuk bekerja di kebun, dan juga sebagian ternak Kerbau sibuk dengan para tuannya masing ada yang sementara membajak sawah dengan secara tradiosional dan ada juga yang sudah memakai alat mesin (Dompeng) secara Modern, dan bila tiba saatnya Padi mulai menguning di sawah, para sahabat akan disuguhkan pemandangan para Pasangking (atau orang-orang yang berkumpul) sedang melakukan Panen Padi, sementara Ternak Kuda-kuda sibuk dengan mengangkut gabah di punggungnya, juga saat ini masyarakat setempat sebagian sudah menggunakan kendaraan roda dua dan empat mengangkut Gabah ke tempat Pabrik Penggilingan Gabah untuk menghasilkan beras yang kita sering makan sehari-hari.


Belum sampai disitu selain Sawah yang luas dalam perjalanan kalian nantinya akan melihat tambak empang yang luas dimana para penduduk pribumi memelihara Ikan dan Udang untuk dijual ini kami dapat lihat di daerah Pucceda, antara penduduk asli Suku Mandar/Bugis dan Suku Jawa disini terlihat sangat menjunjung tinggi rasa kekeluargaan.
Sedikit bercerita, buat teman-teman yang ingin berkunjung ke kampung saya nih…bila perlu ajak ajak saya juga yah.. siapa tau saya bisa antar makan buah rambutan dan langsat di kebun nenek saya, atau makan kelapa muda di kebun sepupu saya….he..he

Tidak sampai disitu bila kepingin asyik coba bila ada waktu kalian bisa berjalan-jalan di pematang Sawah..yang ada diwonomulyo, bila kamu melihat seorang ibu/atau siapa saja yang tanganya sedang menyisir merabah tanah dengan dengan berjalan diatas airnya yang dalamnya sebatas mata kaki, serta disekelilingnya kalian  melihat itik/atau bebek yang sedang berenang bermain air, percaya deh Ibu itu pasti sedang mencari telur itik, karena itulah yang saya lihat pada waktu itu..he..he, perlu sahabatku ketahui bahwa di kampung saya ini selain bertani juga kebanyakan penduduknya  bekerja sambilan dengan memelihara itik, ayam, dan juga ada yang  berternak Kambing dan Sapi.
Selain berternak sebagian penduduk di Kampung Jawa ini ada yang membuat usaha pembuatan Batu Batako, sungguh asik melihat mereka bermain dengan tanah liat dan membentuknya menjadi bahan Batu batako, dari batu inilah hampir semua penduduk di wilayah Kec. Wonomulyo ini menggunakannya sebagai bahan dasar membuat bangunan rumah dan Ruko ataupun bangunan-bangunan lainnya.

Selain Aktivitas bertani dan berdagang tersebut, rupanya masyarakat di Kec. Wonomulyo gemar dengan berdagang, ini bisa dilihat di Pasar Wonomulyo yang hampir tidak pernah sepih dengan aktivitas perdagangan mereka, dari penjual makanan, sayur-sayuran sampai dengan bahan keperluan rumah tanggah serta bahan-bahan bangunan, Pasar disini disebut oleh warga Bugis/Mandar sebagai Pasar Kampo atau Kappung’ Jawa (Pasar Kampung Jawa), ada Pasar Subuh yang memang dikuhususkan para pedagangya menjual dagangannya mulai dari jam 04 subuh sampai dengan pukul 07 Pagi,  selain itu ada juga yang disebut sebagai Pasar Rabu dan Minggu, dimana hari ini disebut Pasar Ramai dikarenakan hari tersebut merupakan Pasar Besar yang hampir semua aktivitas perdagangan baik jajanan kecil, Pakaian serta keperluan rumah Tangga semua ada disini, bisa dipastikan hampir semua Toko dan Ruko-ruko semua buka untuk melakukan transaksi jual beli seperti di perkotaan besar pada umumnya, ini dikarenakan hampir semua pedagang yang dari luar Kec. Wonomulyo tersebut datang ke pasar ini, sebut saja seperti pedagang dari Kec. Campalagian, Mapilli dll, datang ke Pasar ini untuk melakukan transaksi jual beli, dan bila memasuki waktu Ashar dengan sendirinya pemandangan di pasar ini kembali seperti biasa tidak terlalu ramai dikarenakan mereka telah kembali kerumah masing-masing, hanya sebagian Toko dan Ruko saja yang masih buka ini dikarenakan kebetulan pemilik Toko/Ruko tersebut telah menetap dipasar tersebut dan tinggal di sekitar Pasar Wonomulyo tersebut.

Dan bertepatan dengan bulan Ramadhan ini, ada yang bembuat saya rindu dengan kampung saya tersebut, Mappabuka ( Buka Bersama)  ini  sudah menjadi tradisi masyarakat disini, siapapun tetangga atau keluarga yang memanggil untuk datang kerumahnya mappabuka ( Buka bersama) ini sebagai penghormatan kita harus datang sebagai bentuk penghoratan bagi mereka keluarga yang mengundang.
Ada cerita lucu mengenai Mappabuka ini, sepupu saya pernah iseng menanyakan kepada saya tentang Mappabuka, kira-kira kalau kamu ikut Mappabuka apanya yang kamu perhatikan….dengan sedikit bingung saya tidak bisa menjawab pertanyaannya…
Memang apanya yang harus diperhatikan, lagian kalo berbuka Puasa bersama kan..intinya itu kita bersyukur aja telah diberikan makanan yang enak dan bisa berbagi bersama dengan tetangga yang lain…

Dengan sedikit bercanda sepupu saya mencoba menggurui saya,…ia tau..tapi kalo kami anak muda disini sih bukan makanannya yang dilihat…dengan detail sepupu saya menjelaskan bahwa disini tuh kalo berbuka…kami hanya perhatikan rokok apa yang disediakan di piring….kalo rokoknya yang murah…ya berarti kurang afdol dianggap biasa saja, tapi kalo rokoknya yang mahal seperti Surya, Filter, Dji Sam Soe..nah…itu baru Hebat…..ha..ha ..ada-ada saja nih..tp ya tidak bisa dipungkiri, pemuda di desaku ini boleh dibilang hampir semua perokok berat, jadi matanya semua tertuju kepada rokok yang ditawarkan..he..he Tapi jangan dianggan serius nih cerita diatas ini hanya iseng belaka…buat yang mau Mappabuka jangan terpengaruh ya…he..he

Namun demikian dari semua cerita tersebut diatas pada dasarnya saudara-saudara kami di kampung ini, cukup hidup rukun dan tingkat rasa kekeluargaan mereka sangat di junjung tinggi.
Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari Anak Mandar yaitu kampung Orang tua saya dilahirkan, walau saya lahir di Papua bekerja dan berkeluarga disini hingga memiliku dua orang anak putra-putri kami disini, saya terus bermimpi suatu ketika saya akan kembali kekampung orang tua saya (MANDAR) dan bisa mengabdi disana setidaknya bisa berguna bagi  Keluarga, Bangsa dan Agama kelak..Insya Allah…

Jadi teman-teman yang berdomisili di daerah Sulawesi ataupun di Indonesia bagian Tengah dan timur tidak perlu lagi repot-repot ke Pulau Jawa bila ingin merasakan nuansa seperti di perkampungan Pulau Jawa.
Cukup di Kecamatan Wonomulyo ini anda bisa menikmati semuanya, anda bisa menikmati Becak, Delman (Bendi Bahasa daerah setempat) Sepeda Onthel jalan-jalan menelusuri daerah Wonomulyo ini, dijamin serasa seperti di Pulau Jawa deh…he..he  
Sebenarnya masih banyak yang ingin kami angkat mengenai kehidupan di daaerah Kampung Jawa  (Kec. Wonomulyo) ini namun dengan keterbatasan yang kami miliki kami berharap semoga dilain waktu teman-teman bisa berkunjung di daerah kami dan merasakan keasrian serta aktivitas dan  keramahtamahan masyarakat di Kampung Jawa Kec. Wonomulyo ini.. Wassalam.

0 komentar:

Posting Komentar

 
. © 2012 Berbagi Syiar Islam. Supported by Ilman-Islam and Graficom