Australia bukanlah negara Islam. Kebudayaan Barat yang dianut Australia pun kerap bertolak belakang dengan ajaran agama Islam.
Tetapi bagi Alexander Husseini, atau Alex, hal ini tidak membuatnya membatasi pergaulan.
"Islam mengajarkan pemeluknya untuk memiliki karakter yang kuat.
Sebagai Muslim, kita harus tunjukkan kalau bertingkah laku yang
beradab," ujarnya.
Usianya masih terbilang sangat muda, 21 tahun. Tetapi justru ia tidak
ingin masa mudanya hilang begitu saja. Ia ingin terus teguh memegang
keimanannya, sambil berharap bisa membantu orang lain.
Menurut Alex, jika kita mampu berperilaku seperti apa yang sudah
diajarkan Islam, maka orang lain akan semakin menghormati kita. Tak
jarang, bahkan menjadi panutan bagi yang lain.
Alex sehari-harinya bekerja membantu bisnis keluarganya, yakni sebuah
toko keju yang selalu ramai dikunjungi di pasar terkemuka, Queen
Victoria Market di Melbourne.
Ia bukanlah termasuk orang yang malu untuk mengakui dirinya adalah
seorang Muslim, ditengah pemberitaan soal Islam yang kerap kali
terdengar miring. "Saya jelaskan kepada teman yang lain, jika shalat itu
adalah untuk membuat rileks setelah berbagai kesibukan. Juga tempat
dimana kita berharap dan berdoa pada Sang Pencipta," kata Alex.
"Mungkin sama saja bagi sebagian yang melakukan yoga, ya itulah shalat bagi saya."
"Sementara, puasa adalah untuk ikut merasakan apa yang dialami oleh mereka yang tidak mampu."
"Bulan Ramadan juga adalah saat yang tepat untuk berbagi. Bayangkan
jika kita semua memberikan sumbangan kepada mereka yang membutuhkan,
mungkin masalah kemiskinan bisa diatasi," tambahnya.
Di tengah kesibukannya, ia kerap bermain sepak bola, salah satu kegemarannya.
Tak jarang, beberapa diantara temannya kadang merayakan kemenangan
dengan berpesta atau minum alkohol, hal yang dilarang dalam ajaran
Islam. "Yang terpenting adalah selalu berperilaku terbaik untuk menjaga
moral," tanggapnya soal bagaimana menolak ajakan dan godaan dari
sekitar.
Alex pun merasa beruntung karena ia tidak pernah mengalami diskriminasi atau kekerasan yang berbau suku dan agama.
Menurutnya, warga Australia tidak akan langsung begitu saja dalam
menghakimi atau menilai seseorang. "Di sini orang akan menilai kita
secara bertahap, karenanya jika kita terus menunjukkan yang akhlak yang
terbaik, maka orang pun akan sungkan menuduh kita macam-macam."
Alex memiliki harapan dan mimpi besar bagi Australia. "Kita antar
umat beragama sebenarnya bisa mudah bersatu karena ada kesamaan."
"Kesamaan ajarannya adalah selalu ingin membantu orang yang
kesusahan, membantu yang sakit, misalnya," tambahnya. "Jika ini yang
dipersatukan, maka akan sangat bermanfaat dan berguna untuk orang lain"
Sumber : radioaustralia
Sumber : radioaustralia
0 komentar:
Posting Komentar