“Rasul benar-benar contoh berjalan tentang keunggulan manusia dan
beliau menunjukkan seluruh potensi dalam diri yang mungkin dilakukan
sesorang,” ujar Ali. Ia memiliki pemaparan menarik tentang alasan yang
mengubah dirinya: seorang remaja pemarah yang berjuang hidup di Midwest
menjadi bintang Hip-Hop yang akhirnya keliling dunia dengan musiknya.
“Ada
banyak peristiwa yang berperan mengubah hidup saya,” ujar Ali. Beberapa
peristiwa besar itu ialah terlibat dengan Islam dan terlibat dengan
musik.
Ali terlahir dengan nama Jason Newman. Ia memiliki kelainan
genetika pigmen, Albino yang juga kerap disertai gangguan penglihatan.
Masa
kecilnya diwarnai dengan sikap kejam dan penolakan dari teman-teman
kulit putihnya. “Saat anak-anak saya seperti orang buangan,” kenangnya.
Ia justru menemukan rumah ketika bersama teman-temanya Afro-Amerika.
“Ketika
saya lewat melintas kerumunan kulit putih dan mendengar semua kata-kata
rasisme dan supremasi kulit putih, sungguh membuat saya bingung dan
kesal.”
Namun Ali, 33 tahun, mengatakan Islam yang ia peluk pada
usia 15 tahun telah membantunya melalui masa-masa sulitnya. Ia berpisah
dengan istrinya yang ia nikahi selama 10 tahun, sempat menjadi
gelandangan dan kini tengah mencoba mengamankan hak asuh atas anak
lelakinya. “Islam telah membantu saya dari banyak hal tadi. Agama ini
membantu saya memahami diri saya dan dunia lebih baik,”
Misi
Bagi
Ali, yang baru-baru ini membungkus tur keliling dunia untuk
mempromosikan album ‘US’, menjadi solid dengan keyakinannya di tengah
kaum elit Hip-Hop bukanlah hal mudah. Namun, begitu ia mengingat Rasul
Muhammad, ia bisa menjadi pribadi lebih sabar dan teguh.
“Salah
satu pesan utama lewat Al Qur’an dan dari tradisi Rasul Muhammad adalah
ide keunggulan, bahwa semua yang Muslim lakukan, mereka ingin melakukan
dengan sempurna dan selalu ingin berkualitas. Saya sangat terinspirasi
oleh itu,” ujarnya. Ali pun meyakini dengnan musiknya dan keyakinan
Islam-nya, ia menjalankan misi tersebut.
“Saya percaya inilah
alasan mengapa saya dilahirkan, ini pekerjaan saya dan tujuan saya
sebagai Muslim, untuk melakukan terbaik yang bisa saya lakukan.”
ujarnya. Lirik lagu-lagunya menyoal semua perjuangan hidupnya, mulai
masalah rasisme di Amerika hingga perang. Khusus dalam album terakhir ia
menulis sebuah lagu tentng perang.
“Kita sebagai warga Amerika
dibuat untuk melekat dengan patriotisme buta. Saya membuat lagi tentang
perasaan ini, tentang sisi bawah Amerika yang kita tak pernah
benar-benar dengar,” paparnya.
“Karena lagu ini saya kehilangan
satu kesempatan tur yang selama ini saya tunggu. Ketika kami di
Australia, Departemen Keamanan Dalam Negeri membekukan semua data kami.
Saya duga lagu tersebut dan kontroversinya yang menyebabkan itu semua,”
tutur Ali.
Namun Ali, ayah dari Seorang putra Fahim, 9 tahun, dan
putri, Soulaila, 2 tahun, mengaku tidak ingin mengompromikan
keyakinannya. “Apa yang penting ketika menerapkan Islam dalam kehidupan
adalah tidak berpura-pura menjadi orang lain. Itulah mengapa dalam musik
saya, saya mencoba tidak bersikap munafik dan mengekspresikannya dengan
cara paling paling jujur.”
Sumber :
http://www.kisahmuallaf.com/
0 komentar:
Posting Komentar