Pages

 

Sabtu, 24 Januari 2015

Kisah Perjalanan Muhammad Ali masuk Islam

0 komentar

Muhammad Ali (lahir sebagai Cassius Marcellus Clay, Jr. pada 17 Januari, 1942) adalah pensiunan petinju Amerika Serikat. Pada tahun 1999, Ali dianugerahi “Sportsman of the Century” oleh Sports Illustrated.Ali tiga kali menjadi Juara Dunia Tinju kelas Berat.
Ali lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Namanya mengikuti nama ayahnya, Cassius Marcellus Clay, Sr. Ali kemudian mengubah namanya setelah bergabung dengan Nation of Islam dan akhirnya memeluk Islam Sunni pada tahun 1975.
Sebelum masuk Islam, dia menjuluki dirinya dengan “Yang Terbesar” karena dia adalah petinju terbaik pada masanya. Bahkan para pengamat olah raga mengakuinya sebagai petinju terbaik abad ini. Sejarah tinju belum pernah mengenal petinju secepat dia. Dia berlaga dengan gesit di atas ring dan memukul KO lawannya, lalu berseru dengan bangga, “Akulah yang terbesar”.
Akan tetapi setelah masuk Islam, dia membuang julukan ini, karena tidak suka membanggakan diri dan menjadi seorang yang sederhana dengan jiwa yang Islami.Dialah petinju dunia Casius Mercelus Clay yang setelah itu dikenal dengan Muhammad Ali Clay.
Dia bercerita tentang perjalanannya masuk Islam.
Aku dilahirkan di Kentucky, Amerika Serikat. Daerah yang dikenal dengan ayam goreng khas yang memakai namanya, yang juga terkenal dengan perbedaan etnis yang kental.
Sejak kecil aku sudah merasakan perbedaan perlakuan ini karena aku berkulit coklat. Barangkali hal inilah yang mendorongku untuk belajar tinju agar bisa membalas perlakuan jahat teman-temanku yang berkulit putih. Dan karena aku mempunyai bakat serta otot yang kuat sehingga memudahkan jalanku.
Ketika belum genap berusia 20 tahun, aku sudah memenangkan pertandingan kelas berat di Olimpiade Roma tahun 1960.
Hanya beberapa tahun kemudian aku berhasil merebut juara dunia kelas berat dari Sony Le Stone dalam pertarungan paling pendek, karena hanya beberapa menit aku berhasil menjadi juara dunia. Dan di antara tepuk riuh para pendukung dan kilatan-kilatan alat kamera, aku berdiri didepan jutaan penonton yang mengelilingi ring dan kamera TV Islam, mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengganti namaku menjadi Muhammad Ali Clay. Untuk memulai sebuah peperangan baru melawan kebatilan yang menghalangiku mengumumkan ke-Islaman-ku semudah ini.
Kepindahanku ke agama Islam adalah hal yang wajar dan selaras dengan fitrah-fitrah yang Allah ciptakan untuk manusia. Kembaliku ke fitrah kebenaran membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berfikir, ini dimulai tahun 1960, ketika seorang teman muslim menemaniku pergi ke masjid untuk mendengarkan pengajian tentang Islam. Ketika mendengarkan ceramah, aku merasakan panggilan kebenaran memancar dari dalam jiwaku, menyeruku untuk menggapainya, yaitu kebenaran hakikat Allah, agama dan makhluk.
Perjalanan keimananku berlangsung bertahun-bertahun dalam bentuk perbandingan antara Islam dan Masehi, sebutah perjalanan yang berat, karena orang-orang disekitarku menghalangiku, kondisi masyarakatku rusak, kebenaran dan kebatilan bercampur aduk, ditambah lagi dengan doktrin gereja yang menggambarkan keadaan orang-orang muslim yang lemah dan terbelakang yang diakibatkan oleh ajaran Islam itu sendiri. Tapi Allah memberiku petunjuk, dan menerangi jalan pilihanku sehingga aku dapat membedakan antara realita umat Islam sekarang dengan hakekat Islam yang abadi. Aku meyakini bahwa Islam membawa kebahagiaan untuk semua orang. Tidak membeda-bedakan warna kulit, etnis dan ras, semuanya sama dihadapan Allah azza wa jalla. Yang paling utama di sisi Tuhan mereka adalah yang paling bertakwa. Aku meyakini sedang berada didepan sebuah kebenaran yang tak mungkin berasal dari manusia.
Aku membandingkan ajaran Trinitas dengan ajaran Tauhid dalam Islam. Aku merasa bahwa Islam lebih rasional. Karena tidak mungkin tiga Tuhan mengatur satu alam dengan rapih seperti ini. “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang”. (QS. 36 : 40). Ini suatu hal yang mustahil terjadi dan taka akan memuaskan orang yang berakal dan mau berfikir.
Aku merasakan betapa orang-orang Islam menghormati Isa A.S. dan ibunya. Menempatkan mereka pada kedudukan yang sama. Ini hanya ada dalam Islam atau ajaran Nasrani yang masih murni, adapun yang diucapkan para pendeta dan pastur adalah kebohongan belaka.
Aku membaca terjemahan Al-Qur’an dan akupun bertambah yakin bahwa Islam adalah agama yang hak yang tidak mungkin dibuat oleh manusia. Aku mencoba bergabung dengan komunitas muslim dan aku mendapati mereka dengan perangai yang baik, toleransi dan saling membimbing. Hal ini tidak aku dapatkan selama bergaul dengan orang-orang Nasrani yang hanya melihat warna kulitku dan bukan kepribadianku.
Inilah kisah masuk Islamnya juara tinju dunia Muhammad Ali Clay yang mengumumkan ke-Islaman-nya terang-terangan pada saat kemenangannya, seolah-olah dia ingin memberikan pukulan keras kepada para taghut seperti yang dialami oleh lawannya Sony Le Stone.
Masuk Islam-nya bukanlah akhir dari segalanya tapi baru permulaan, karena hari itu adalah hari kelahirannya yang sebenarnya. Dia memulai hidup barunya dari sini, dia tinggalkan seluruh masa lalunya yang bertentangan dengan Islam dan memfokuskan perhatiannya hanya kepada Allah. Surat yang pertama kali dia hafal adalah Al-Fatihah yang ia memulai perjalanan kedamaian dan keimanan.
Muhammad Ali berziarah ke Mekkah tahun 1973, berkali-kali dia kesana dan juga ke Madinah Al-Munawwarh. Dia memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukannya sebelum masuk Islam, dan memohon kepada-Nya agar memberinya husnul khatimah.
Sekarang dia adalah seorang pemimpin keluarga muslim. Dia memberi nama puteri-puterinya dengan nama-nama yang Islami adalah : Muhammad, Maryam, Rasyidah, Khalilah, Jamilah, Hana dan Laila. Mereka mempelajari Islam dan senantiasa pergi ke masjid untuk untuk menjalin hubungan yang abadi dengan Tuhan mereka dan anak-anak muslim lainnya.
Kini dia termasuk orang-orang yang giat berdakwah di Amerika dan memberikan dana. Meskipun demikian dia masih merasa belum memberikan yang terbaik untuk Islam. Dibenaknya ada harapan dan keinginan untuk memberikan lebih banya untuk pengabdian kepada agama Allah dan menegakkan kalimah-Nya.
Kilas Balik
* 17 Januari 1942: Lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay, Jr. dari ayah Cassius Marcellus Clay, Sr., seorang pelukis billboard (papan iklan) dan rambu lalu lintas dan ibu Odessa Grady Clay, seorang pencuci pakaian.
* Pada usia 12 tahun, Clay, jr. melapor kepada polisi bernama Joe Martin, bahwa sepeda BMX barunya dicuri orang. Joe Martin, yang juga seorang pelatih tinju di Louisville, mengajari Clay kecil cara bertinju agar dapat menghajar si pencuri sepeda. Clay kecil sangat antusias berlatih tinju di bawah bimbingan Martin.
* 1960: Meraih medali emas kelas berat ringan Olimpiade 1960 di Roma, Italia.
* 29 Oktober 1960: Debut pertama di ring profesional. Menang angka 6 ronde atas Tunney Hunsaker.
* 25 Februari 1964: Merebut gelar juara dunia kelas berat dengan menang TKO ronde 7 dari 15 ronde yang direncanakan atas Sonny Liston di Florida, AS. Liston mengalami cedera pada leher yang membuatnya mengundurkan diri
dari pertandingan.
* Segera setelah menang atas Liston, Clay memproklamirkan agama dan nama barunya, Muhammad Ali, serta masuknya dia dalam kelompook Nation of Islam yang kontroversial. (Pada buku biografi Ali yang diluncurkan pada tahun 2004, Ali mengaku sudah tidak bergabung dengan NOI, tapi bergabung dengan jamaah Islam Sunni pada tahun 1975.
* 25 Mei 1965: tanding ulang antara Ali melawan Liston yang penuh kontroversi. Pukulan Ali yang begitu cepat menimbulkan spekulasi di kalangan tinju yang menyebut pukulan Ali sebagai ‘phantom punch’. Pukulan itu begitu cepat, sehingga tidak tampak mengenai Liston yang roboh. Banyak isu yang berkembang, termasuk suap dan ancaman orang-orang NOI terhadap Liston dan keluarganya, tapi Liston membantah semua itu dengan menyatakan pukulan Ali menghantamnya dengan keras.
* 1967 – 1970 Ali diskors oleh Komisi Tinju karena menolak program wajib militer pemerintah AS dalam perang Vietnam. Ungkapannya yang terkenal dalam menolak wamil ini, “Saya tidak ada masalah dengan orang-orang Vietcong, dan tidak ada satupun orang Vietcong yang memanggilku dengan sebutan Nigger!”
* 8 Maret 1971, Ali kalah angka dari Joe Frazier di New York, dan harus menyerahkan gelarnya.
* 30 Oktober 1974: Rumble in the Jungle. Ali merebut kembali gelar juara kelas berat WBC dan WBA setelah menumbangkan George Foreman di Kinsasha, Zaire pada ronde ke 8.
* 1 Oktober 1975: Thrilla in Manila. Presiden Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali vs Fraizer III ke kota Manila, Filipina. Ali menang TKO ronde 14 dalam pertandingan yang sangat seru dan menegangkan, bahkan disebut sebagai salah satu “pertandingan tinju terbaik abad ini”. Frazier yang kelelahan akhirnya menyerah dan tidak mau melanjutkan pertandingan pada istirahat menjelang ronde ke-15. Setelah itu, saat akan wawancara dengan televisi, Ali terjatuh karena kehabisan tenaga; setelah istirahat beberapa menit, wawancara bisa dilakukan, tapi Ali harus duduk di bangku karena sudah kehabisan tenaga.
* 15 September 1978: Ali mengalahkan Leon Spinks dengan angka 15 ronde di New Orleans. Ali mengukuhkan diri sebagai petinju pertama yang merebut gelar juara kelas berat sebanyak 3 kali.
* 6 September 1979: Ali menyatakan mengundurkan diri dari tinju, dan gelar dinyatakan kosong.
* 2 Oktober 1980: Ali kembali ke ring tinju, melawan bekas kawan latih tandingnya, Larry Holmes, yang telah menjadi juara dunia kelas berat dalam pertandingan yang diberi judul “The Last Hurrah”. Dalam pertandingan yang berat sebelah, Ali tidak mampu berkutik, sedang Holmes tampak tidak tega ‘menghabisi’ Ali yang tak berdaya. Ali menyerah dan mengundurkan diri pada ronde 11, Holmes dinyatakan menang TKO.
* Disebutkan, dalam laporan medis yang dilakukan di Mayo Clinic, Ali dinyatakan menderita gejala sindrom Parkinson seperti tangan yang gemetar, bicara yang mulai lamban, serta ada indikasi bahwa ada kerusakan pada selaput (membran) di otak Ali. Namun Don King merahasiakan hasil medis ini, dan pertandingan Ali vs Holmes tetap berlangsung.
* Sebelum pertandingan melawan Larry Holmes ini, Dr. Ferdie Pacheco, dokter pribadi yang telah mendampingi Ali selama puluhan tahun, dengan terpaksa mengundurkan diri karena Ali tidak mau mendengarkan nasehatnya untuk menolak pertandingan melawan Holmes, dan lebih memilih bertanding melawan Holmes. Dalam salah satu buku biografi Ali, Pacheco mengemukakan bahwa selama latihan Ali sempat kencing darah akibat kerusakan ginjal terkena pukulan, dia juga mengemukakan bahwa Ali sudah memiliki gejala sindrom Parkinson sejak sebelum pertandingan ini.
* Setelah pertandingan tersebut, dilakukan cek medis ulang, dan hasilnya menguatkan hasil sebelumnya.
* 11 Desember 1981, sekali lagi Ali yang sudah uzur, mencoba kembali ke dunia tinju melawan Trevor Berbick di Bahama dalam pertandingan yang diberi tajuk “Drama in Bahama”. Dalam kondisi renta, Ali mampu tampil lebih bagus daripada saat melawan Holmes, walaupun akhirnya kalah angka 10 ronde. Setelah pertandingan ini, Ali benar-benar pensiun dari dunia tinju.
Read more...

Kisah Perjalanan Mike Tyson menjadi Muallaf

0 komentar

Tiga tahun di penjara atau setengah dari masa hukuman yang dijatuhkan padanya yaitu 6 tahun membantu Tyson untuk berpikir keras dalam memeluk Islam, di dalam kesunyian penjara ia mendapatkan kesempatan yang besar untuk mengevaluasi perjalanan hidupnya di dalam ring tinju maupun di luar itu. setelah mempelajari islam ia berkeinginan keras untuk memeluknya, baginya agama ini akan membantu menyelesaikan semua problem hidupnya. Dari sinilah Tyson memulai perjalanan spiritualnya yang telah menghantarkannya untuk memeluk Islam.
Ketika Tyson menjalani hukuman di penjara Indiana khusus untuk para remaja, ia banyak mempelajari pelajaran-pelajaran Islam secara intensif melalui seorang guru muslim yang bernama Muhammad Shadiq. Setelah ia memeluk Islam, Tyson memilih nama barunya yaitu Malik Abdul Aziz dengan asumsi bahwa nama Malik adalah nama islam yan mirip dengan Mike.
Menurut beberapa media informasi amerika, masuknya Tyson ke dalam Islam sama persis seperti masuk islamnya Muhammad Ali pada tahun 60-an. Ketika Muhammad Ali masuk islam dengan segera ia merubah namanya dari Casius Clay menjadi Muhammad Ali.

Ketika ia mendengar berita masuk islamnya Mike Tyson pada tahun 1993, Muhammad Ali berkata,  "aku 100% mendukungnya, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikannya hidayah kepada Islam, Dialah yang berhak untuk disyukuri dan dipuji yaitu Allah SWT.
Sebenarnya Tyson telah menghimbau media-media informasi Amerika untuk memanggilnya dengan nama barunya Malik abdul Aziz dan ia pun telah memberitahukan pada penjaga penjara pada tahun 1993 bahwa ia telah memeluk Islam sejak satu bulan. Dalam hal ini ia mengikuti jejak Muhammad Ali.
Tyson berkata bahwa ia masuk penjara bukan berarti semuanya buruk, tapi di dalamnya juga ada kebaikan, di mana ia diberi kesempatan untuk mendapatkan ketenangan diri dan kesucian hati, dan hal itu dengan membaca Al-Qur'an dan mempelajari prinsip-prinsip ajaran Islam. Tyson mulai menerima pelajaran dan nsehat-nasehat secara kontinyu dari ustadz  Muhammad Shadiq dalam beberapa bulan.
Tyson mengenang kesombongan dan keangkuhan yang menjadi tujuan hidupnya dengan mematahkan batang hidung musuhnya di dalam ring tinju. setelah melangkahkan kedua kakinya pada langkah yang pertama di luar pagarpenjara Indiana, ia memutuskan untuk menuju masjid terdekat untuk melaksanakan shalat sebagai rasa syukur dan puji kepada-Nya yang telah menunjukinya kepada Islam.
Ketika pertandingan tinju dalam masa penantian, Donking promotor petinju-petinju dunia sangat marah dan kesal karena hukuman yang ditimpakan kepada Tyson di dalam penjara selama 3 tahun dan bnyak orang bertanya-tanya tentang siapa petinju baru yang akan menantang Tyson, di saat Tyson sendiri sibuk dengan urusan-urusan yang lain. di antara kesibukannya adalah mengintrospeksi dan mengevaluasi perjalanan hidupnya setelah ia masuk islam dalam penjara.
 Dan di antara orang-orang yang mengunjungi Tyson saat masih di penjara adalah Edi Mustafha Muhammad seorang pelatih tinju, dia juga telah memeluk Agama Islam. Edi telah merih juara tinju ketika namanya masih bernama Edi Gargory pada tahun 1980. Edi melihat Mike Tyson kini menjadi seorang yang rendah hati, ketika ia memberi salam padanya.
Muhammad berkata, "sesungguhnya Islam telah memberi tujuan dan jalan hidup kepada Tyson. Dan aku bertemu dengannya setiap sabtu pagi untuk melaksanakan shalat berjamaah. Dari sana masing-masing dari kita pergi menuju tujuannya. Aku pergi ke sana bukanuntuk mencari pekerjaan, tapi aku pergi kepadanya sebagai seorang saudara."
Muhammad menambahkan, "Donking, promotor pertandingan tinju merasa keberatan kepada Tyson ketika ia berdiam diri di masjid yang terdekat dari penjara tersebut. King dan pelatih Tyson selalu bertentangan sejak lama, King menginginkan Tyson untuk lansgsung menuju Bandara karena di sana terdaapat pesawat khusus yang menantinya dan membawanya menuju Chevland."
Lois juga  berkata, "ini bukanlah hal yang baru tentang King, ia ingin menguasai secara penuh kehidupan Tyson, tetapi Tyson tidak berkenaan dengan hal itu. Sesungguhnya jika Allah SWT berkehendak menjadilan Tyson untuk shalat di dalam mesjid itu, maka iapun akan menjadikannya untuk shalat di dalamnya. sesungguhnya kehendak Allah SWT telah mendahukui atas ciptaannya."

Tyson telah memberitahukan kepada Louis bahwa dirinya sangat gelisah untuk kembali ke ring tinju. Setelah memeluk Islam, Tyson menjadi orang yang penyayang dan lebih rendah hati serta terhormat. Diapun menemukan kesabaran dan hiburan di dalam shalat lima waktu, serta istiqamah di dalam menjalankan perintah-perintah allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, agar ia menjadi seorang muslim yang memiliki keimanan yang benar dan ikhlas di dalam keislamannya serta patuh kepada Rabbnya semata-mata berharap Ridha dan ampunyan-Nya.

Subhanllah, semoga Mike Tyson akan selalu beristiqamah di jalan Allah dan ditetapkan Iman yang kuat di dalam hatinya. (Amin ya Rabbal 'Alamin)
Read more...

Chris Eubank, Petinju Dunia yang Memilih Menjadi Mualaf

0 komentar
 
“Saya mulai berpikir tentang indahnya Islam di di Kairo dan menyatakan keislaman saya di Dubai.” (Chris Eubank)
Petinju Inggris, Chris Eubank, mengejutkan dunia olahraga di Inggris ketika ia mengumumkan berpindah keyakinan dan menganut Islam pada Maret 1997. Ia mengubah namanya menjadi Hamdan. Dia telah mempelajari Islam untuk sementara waktu dan memutuskan untuk menerimanya setelah itu. Eubank menjadi Muslim setelah kemenangannya atas petinju Kolombia Camilo Alarcon di Dubai pada tahun yang sama.
Eubank, yang memenangkan berbagai kejuaraan tinju dunia, dikenal karena penampilan yang elegan dan gaya bicaranya filosofis. Petinju kelas dunia lain yang kerap disejajarkan dengan dia adalah Muhammad Ali dan Mike Tyson, yang juga telah memeluk Islam.
Eubank memulai perjalanan imannya yang membuat pria bernama asli Christopher Livingstone Eubanks ini memeluk Islam dengan mempelajari agama ini, terutama mengenai prinsip-prinsip ajarannya. Kehadirannya di Kairo untuk berlaga, membawanya pada hikmah lain: dibukakan matanya akan keagungan Islam. Batinnya bergolak, bergemuruh seperti sorak-sorai pendukungnya ketika dia mengkanvas lawan-lawannya, saat ia makin yakin akan Islam, dan ingin segera menyatakan syahadat.
Namun berbanding terbalik dengan keperkasaannya di atas ring tinju, ia tak berani bercerita tentang pergolakan batinnya itu pada siapapun. Eubank merahasiakannya. Baru beberapa bulan kemudian, ia memutuskan untuk mengumumkan konversinya ke Islam dan mengubah namanya di Dubai. Kabar ini dengan cepat dilaporkan oleh pers Inggris.
Eubank telah mempelajari Islam selama dua tahun sebelum mengumumkan konversi untuk itu. Dia juga mengunjungi Mike Tyson di penjara selama jangka waktu tersebut. Saat itu, Tyson yang mengingkuk di balik jeruji besi karena dituduh memperkosa salah satu kontestan Miss Amerika telah lebih dulu menjadi Muslim.
Kunjungannya ke Amerika Serikat dilakukan khusus untuk menemui petinju dunia itu, setelah dia berada di ujung pencarian tentang agama. Ia menyewa pesawat pribadi ke Amerika Serikat hanya demi menemui Tyson.
Dalam obrolan itu, Tyson sempat bertanya apakah ia akan menjadi Muslim suatu hari. Ia hanya menjawab singkat, “Kita tidak harus pergi terlalu jauh. saya telah menjelaskan lebih dari sekali selama bulan-bulan terakhir yang saya sedang belajar agama, semua agama, termasuk Islam.” Obrolan itu, juga diingat dengan baik oleh Tyson.
“Islam itu agama yang hebat, tapi, sayangnya, itu terdistorsi oleh minoritas ekstremis yang telah melakukan banyak merugikan diri mereka sendiri dan umat Islam melalui tindakan mereka yang tidak ada hubungannya dengan ajaran Islam toleran,” ujar Eubank.
Pria kelahiran 8 Agustus 1966 ini menjadi Muslim bukan karena “latah” mengikuti Tyson dan Muhammad Ali. Walau ia mengakui, Tyson makin membukakan matanya pada Islam. Sebelumnya, ia melakukan studi mengenai agama untuk beberapa waktu, di antara yang merupakan studi komparatif Islam dan agama lain. “Setelah ini, saya mencapai keputusan yang mengharuskan beberapa waktu untuk mengambil. Ada dorongan yang begitu kuat untuk mengumumkan konversi saya ke Islam, maka keputusan konversi saya umumkan di depan publik di Dubai. “
Keputusan Eubank untuk memeluk Islam dengan tujuan memelihara kebersihan pikirannya di dunia tinju telah menimbulkan reaksi yang berbeda di dunia olahraga Inggris.Namun ia sudah bulat dengan keputusannya, dan tak ada cerita surut ke belakang.
“Ini pertempuran batin yang sungguh sulit saya menangkan sebelumnya; saya sadar publik Inggris akan mencemooh saya dan popularitas saya merosot. Namun di sisi lain, saya adalah Chris Eubank, manusia yang membutuhkan Islam,” ujarnya.
Ia kemudian menarik diri ke dalam pemikiran filosofis yang lebih dalam. “Akan sangat menyedihkan membatasi peran saya dalam hidup untuk hanya menjadi petinju sukses atau olahragawan yang hanya peduli tentang mobil dan pakaian,” katanya. “Maka saya memutuskan mengumumkan keislaman saya.”
Ia memilih “Hamdan” sebagai nama Muslimnya, yang disisipkan di depan nama aslinya. Namun, pers kerap mengabaikan hal itu dan menulis nama lamanya. “Tidak mengapa mereka tak mencantumkan nama baru itu. Tapi mereka tahu bahwa ketika harus menulis hal yang terkait dengan identitas keagamaan saya, maka kata Islam harus ditulis, karena kini saya seorang Muslim, dan saya bangga menjadi Muslim,” ujarnya
Read more...

Mike Tyson : “Saya Butuh ALLAH”

0 komentar

Mike Tyson : “Saya Butuh ALLAH”

Hidayah bisa datang kapan saja, kepada siapa saja. Allah Maha Berkehendak, untuk siapa hidayah-Nya akan diturunkan. Cahaya inspirasi Islam bisa menyentuh siapapun, termasuk sosok yang satu ini, sosok yang terkesan garang dan sangar, petinju legendaris, Mike Tyson.
Peristiwa “menggigit kuping” Evander Hollyfield mungkin adalah berita terpanas tentang Mike Tyson. Sekarang, mari kita simak sisi lain yang sebenarnya juga cukup mencengangkan ketika di ungkap, yaitu kisah keislaman Mike Tyson.
Mike Tyson menjadi muallaf saat berada di penjara sekitar tahun 1992. Dia dipenjara karena kasus perkosaan. Dalam sebuah wawancara dengan FOX411, ada ungkapan yang menyentuh dari pemilik nama hijrah Malik Abdul Aziz ini ketika ditanya tentang keislamannya, yaitu “Saya sangat bahagia menjadi Muslim. Allah tidak butuh saya, tapi saya butuh ALLAH”.
Ada gosip yang berhembus saat Mike Tyson berpindah ke agama Islam. Dikatakan bahwa Mike Tyson menjadi muallaf dengan alasan sebagai bentuk penghormatan kepada petinju idolanya, yaitu Cassius Marcellus Clay Jr alias Muhammad Ali. Akan tetapi, isu ini secara halus terbantahkan dengan apa yang disampaikan Mike Tyson tentang perubahan dalam hidupnya. “Tuhan menghendaki sesuatu terjadi pasti karena ada suatu alasan. Itu semua adalah proses pembelajaran, dan Anda harus berpindah dari level satu ke level berikutnya.”
Tahun 2010, Mike Tyson melaksanakan umroh. Dia mengungkapkan kebahagiaannya setelah selesai umroh melalui twitter,”saya baru saja meninggalkan kota suci Mekah , kota dimana Allah memberkahi saya untuk bisa melaksanakan Umroh. InshaAllah, Allah akan terus memberikan keberkahan kepada saya untuk tetap berada di jalan yang lurus ini”.
Kita bisa menangkap ekspresi kebahagiaan yang sangat dari Mike Tyson setelah bertekad memeluk Islam. Dan memang begitulah seharusnya setiap muslim merasakannya. Kita harus mampu mengambil pelajaran dari setiap perjalanan hidup kita dan ada kemauan menetapkan pilihan untuk berubah menuju ke arah yang lebih baik. Dengan begitu, kita akan meraih bahagia, bahagia karena telah memilih jalan yang lurus, jalan yang benar, jalan yang diberkahi Allah SWT.

[sumber : foxnews.com/complex.com/emirates247.com]
Read more...

Abdullah Rolle, Perjalanan Panjang Musisi Inggris Menuju Cahaya Islam

0 komentar
 Abdullah Rolle
Lahir di Inggris, sejak kecil ia sudah terlibat dalam berbagai produksi musik, bisa memainkan beberapa alat musik dan aktif menyanyi. Hingga ia beralih ke lagu-lagu nasyid dan meluncurkan CD nasyid pertamanya bertajuk “Peace” dalam Konferensi “Global Peace and Unity” di London pada tahun 2008.
Dia adalah Abdullah Rolle. Ia masuk Islam tujuh tahun yang lalu. Perjalanannya menuju Islam seiring sejalan dengan karirnya yang terus berkembang sebagai artis lagu-lagu nasyid. Inilah kisah perjalanan Rolle menemukan cahaya Islam dan menjadi seorang muslim hingga saat ini;
Suatu pagi, Rolle sedang berjalan di pasar. Tiba-tiba seorang muslim datang padanya dan bertanya apakah ia bisa bicara dengan Rolle sebentar saja. Laki-laki muslim itu bertanya apakah Rolle tahu tentang Islam dan Nabi Muhammad Saw, dan Rolle menjawab bahwa ia tahu bahwa Tuhan adalah pencipta segala sesuatu tapi selama ini ia diajarkan tentang Yesus, bukan tentang Nabi Muhammad Saw. Rolle berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Saya tidak pernah serius dengan masalah agama. Beberapa tahun kemudian, saya berbincang dengan seorang muslim tentang Allah yang Mahakuasa, tapi masih belum siap untuk mempertimbangkan apapun tentang Islam atau menjadi seorang seorang muslim,” ujar Rolle.
“Saya belum pernah bertemu dengan orang seperti itu. Orang-orang yang saya jumpai adalah mereka terlibat dalam bisnis musik dan mereka punya gaya hidup sendiri-sendiri. Makanya, waktu itu, saya tidak melihat peluang untuk tertarik pada Islam. Tapi rupanya, waktunya saja yang belum tiba,” sambung Rolle mengenang pengalamannya bertemu dengan muslim.
Toko Buku dan DVD yang Mengubah Hidupnya
Ketika pindah ke London Timur, Rolle sering berkunjung ke toko buku Dar Assalam di kawasan West End. Rolle senang mengikuti perkembangan dunia, membaca tentang hal-hal yang bernuansa konspirasi dan kejadian-kejadian di dunia.
“Beberapa hal yang saya baca, ada yang benar dan ada yang tidak. Tapi itu tidak juga membawa saya lebih dekat pada Sang Pencipta. Jiwa saya selalu mencari dan mencari, meski saya tidak menyadari itu seratus persen,” tuturnya.
Pegawai di toko buku selalu memberikan buklet pada Rolle. Ia menerimanya dan hanya menyimpannya di lemari. Ia baru merasa simpati pada umat Islam ketika AS menginvasi Irak dan Rolle membaca semua buklet yang disimpannya. Rolle bertanya pada dirinya sendiri, mengapa dunia selalu menyerang Islam dan umat Islam. Rolle menyaksikan bagaimana media massa menggambarkan umat Islam sebagai teroris. Rolle tahu bahwa media massa belum tentu benar dan tidak selalu menyampaikan kebenaran. Rolle ingin tahu mengapa ada pihak yang menyerang umat Islam. Dalam kebingungannya mencari jawaban, Rolle masuk kamar, bersujud dan berdoa.
Suatu hari, di depan toko buku Dar Assalam yang biasa dikunjunginya, Rolle berkata pada anak lelakinya, “Aku butuh sesuatu untuk memberi makan jiwa saya. Buku-buku yang lain tidak memberi dampak apapun buat saya.” Anak lelaki Rolle lalu menunjuk sebuah DVD berjudul “What Is The Purpose of Life?” oleh Khaled Yasin. Rolle membeli DVD itu. Di rumah, usai menyaksikan DVD yang dibelinya, Rolle merasa sangat terinspirasi.
“Semua hal yang dijelaskan dalam DVD itu, saya merasa sudah tahu semua. Saya tahu apa yang dikatakan di dalamnya adalah kebenaran,” kenang Rolle.
Dari DVD itu, Rolle mengetahui bahwa umat Islam menunaikan salat lima waktu sehari. Karena saat itu Rolle masih berkecimpung di jalur musik yang umum, Rolle merasa ia tidak bisa melakukan salat seperti yang dijelaskan dalam DVD tersebut, tapi hatinya yang paling dalam mengakui kebenaran akan perintah salat itu.
Waktu terus berjalan. Rolle jadi sering berkumpul dengan komunitas Muslim dan ia merasakan betapa sahabat-sahabat muslimnya sangat perhatian padanya. “Saya menghabiskan waktu bersama mereka selama dua tahun. Mereka mengajarkan, meluruskan dan mengingatkan saya. Kebanyakan dari mereka adalah pegawai di toko buku itu. Sejak itu saya jadi akrab dengan mereka,” ujar Rolle.
Ia terkesan dengan perilaku teman-teman barunya itu. “Saya selalu melihat bahwa kebanyakan muslim sikapnya sopan, baik hati dan suka membantu. Mereka sendiri menghadapi berbagai problematika umat di berbagai belahan dunia, tapi sebagai pribadi, muslim yang saya jumpai selalu bersikap ramah pada saya. Saya ingin berusaha agar menjadi orang yang taat, dan saya terus berusaha. Saya ingin seperti mereka,” komentar Rolle tentang muslim.
Pada saat itu, Rolle sudah meyakini Islam, punya dasar pengetahuan yang lumayan tentang agama Islam dan sedang terus belajar tentang Islam. Teman-teman muslimnya bilang bahwa Rolle harus mendeklarasikan dua kalimat syahadat jika ingin menjadi seorang muslim. Teman-teman muslimnya juga mengingatkan Rolle bahwa kematian selalu mengintai setiap manusia, apalagi yang ditunggunya jika tidak segera menjadi seorang muslim. Tapi, lagi-lagi Rolle merasa dirinya belum siap menjadi seorang muslim.
Di tengah kebimbangannya, Rolle menyaksikan DVD berjudul “One Islam” oleh Syaikh Fiez di Australia. Dari DVD itu, Rolle belajar tentang tentang Hari Kiamat dalam ajaran Islam. Rasa takut pada Tuhan tiba-tiba mengusik hatinya, jika ia bisa masuk Islam sebelum Hari Akhir itu, maka Rolle akan melakukannya.
Keesokan harinya, ia menghubungi teman-teman muslimnya, dan mengatakan bahwa ia siap untuk menjadi seorang muslim. Sahabat-sahabatnya menyambut gembira keputusan Rolle dan menyiapkan acaranya di akhir pekan.
Setelah resmi menjadi seorang muslim. Rolle kadang merasa iri melihat para ulama muslim. Ia berharap sudah masuk Islam ketika usianya jauh lebih muda. Tapi Allah Maha Tahu yang baik bagi hamba-hamba-Nya.
“Teman-teman membantu saya pelan-pelan. Di masa awal saya masuk Islam, mereka tidak bilang bahwa musik itu haram. Jika mereka mengatakannya pada saat itu, saya mungkin tidak mau menjadi seorang muslim, karena sedang mengerjakan sejumlah proyek musik. Mereka meyakinkan saya, bahwa sementara itu saya boleh tetap terus bermusik, asalkan saya punya niat sewaktu-waktu saya akan keluar dari dunia musik,” tutur Rolle.
Rolle ingat, tantangan terbesar baginya setelah masuk Islam adalah belajar bahasa Arab dan belajar bacaan salat dan doa-doa dalam bahasa Arab. Ia merasa kembali ke bangku sekolah. Tapi Rolle senang karena akhirnya ia berhasil menghapal beberapa surat Al-Quran dan bisa membacanya. “Sehingga saya bisa salat. Saya hal yang sangat ingin bisa saya lakukan lebih dari apapun juga,” tukas Rolle yang belajar praktek salat dan membaca Al-Quran juga dari berbagai DVD.

Menjadi Artis Nasyid Internasional
Saat baru masuk Islam, Rolle masih bekerja sebagai guru musik untuk anak-anak di beberapa sekolah dan menulis beberapa lagu untuk anak-anak yang kabur dari rumah dan ditampung di pusat belajar di kota tempatnya tinggal. Ia jadi banyak tahu kisah-kisah sedih anak-anak itu, dan ingin menolong mereka. Rolle juga aktif di pusat kegiatan masyarakat dan berbisnis dengan menawarkan jasa mengajar musik pada anak-anak muda.
Lama kelamaan Rolle berpikiri adakah berkah Allah Swt dengan apa yang dikerjakannya. “Jika saya harus berdiri di hadapan Allah, apa yang akan saya katakan tentang diri saya dan kegiatan saya mengajar musik? Saya akhirnya memutuskan untuk menghentikan aktivitas saya; di sekolah, pusat kegiatan masyarakat dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan musik. Sebagian orang menghormati keputusan saya, sebagian lagi mengatakan bahwa tindakan saya salah,” kisah Rolle.
Kala itu, Rolle tidak berpikir untuk beralih ke musik nasyid, meski ia punya studio rekaman sendiri. Rolle lalu bicara dengan seorang muslim yang ayahnya seorang ulama di Arab Saudi dan pemilik Masjid Tauhid di London. Rolle minta nasehat sahabat muslimnya itu dan akhirnya mulai merintis karir di bidang musik nasyid.
Sekarang, selain aktif dalam berbagai kegiatan bersama komunitas Muslim di Inggris, Rolle memfokuskan karirnya sebagai artis nasyid bertaraf internasional, dan meluncurkan CD lagu-lagu nasyidnya bertajuk “Peace” di Afrika Selatan pada tahun 2009.

Sumber : http://www.kisahmuallaf.com
Read more...

Bilal Philips, Mantan “Dewa Gitar” yang Kini Menyerukan Islam

0 komentar
 
 Philips Masuk Islam
Dulu, Bilal Philips pernah dijuluki “Dewa Gitar” di negerinya, Kanada. Kini, ia justru menyerukan agar kaum Muslim sesedikit mungkin mendengarkan petikan gitar, karena “terlalu banyak musik akan menutup hati dari seruan Allah.”
Philips menyatakan, larangan itu bukan hanya untuk gitar, tapi semua aliran musik. “Hati yang diisi dengan musik tidak akan memiliki ruang untuk kata-kata Tuhan,” tulisnya dalam bukunya, Contemporary Issues. Buku ini membahas persoalan-persoalan aktual umat islam, mulai dari perkawinan anak di bawah umur, pemukulan istri, poligami, dan membunuh kaum murtad, hingga homoseksualitas.
Philips berpendapat, Islam tidak melarang semua musik. Namun, musik yang dianjurkan adalah yang dinyanyikan kaum pria dan anak perempuan belum dewasa. Lagu-lagunya pun berisi konten yang dapat diterima umum. “Instrumen senar sebaiknya dihindari,” ia melanjutkan.
Philips adalah imigran asal Jamaika. Masuk ke Kanada di usia 11 tahun, ia mengambil pendidikan gitar. Ia bermain di klub malam selama belajar di Universitas Simon Fraser di British Columbia. Namanya makin terdongkrak setelah itu.
Di puncak kepopulerannya, jiwanya gelisah. Ia memutuskan mengasingkan diri dari hiruk-pikuk musik negerinya dan menyusul sang ayah yang juga tenaga ahli di Canadian Colombo Plan berpindah ke Malaysia, menjadi penasihat menteri pendidikan. Di negeri jiran itu, ia dikenal sebagai “Jimi Hendrix dari Sabah”.
Tapi setelah memeluk Islam pada tahun 1972, ia meletakkan gitarnya untuk selamanya. Dalam biografi di situs web ia mengatakan, “ketika saya menjadi seorang Muslim, saya merasa tidak nyaman melakukan hal ini dan menyerah baik secara profesional maupun pribadi.”Bagi banyak orang, musik menjadi sumber hiburan dan harapan dari Allah. Musik membawa mereka untuk sementara, seperti obat. “Quran, kata-kata Allah yang penuh dengan bimbingan, juga bisa memainkan peran itu.”
Dalam bukunya, ia juga mengatakan wanita dewasa dilarang untuk bernyanyi. “Pria lebih mudah terangsang daripada perempuan sebagai telah sepenuhnya didokumentasikan oleh studi klinis Masters dan Johnson. “
Tetapi Institut Islam Toronto mengatakan pada situs webnya yang banyak sarjana tidak setuju dengan penafsiran itu, dan mempertimbangkan musik diperbolehkan asalkan tidak mengandung “sensual, menduakan Tuhan, atau tema tidak etis dan pesan subliminal.
“Jadi untuk mengatakan bahwa semua musik dilarang dalam Islam tampaknya tidak tepat. Islam menempatkan kehidupan dunia dan akhirat secara seimbang,” tulis situs ini.
Sohail Raza, juru bicara Kongres Muslim Kanada, mengatakan klaim bahwa Islam tidak mengijinkan musik adalah “benar-benar tak berdasar” dan benar-benar merupakan upaya untuk mencegah imigran Muslim dari integrasi ke dalam masyarakat Kanada.
“Ini adalah orang-orang yang memiliki keengganan untuk sukacita,” kata Raza. “Kami memiliki situasi yang sangat menyedihkan dimana orang-orang seperti Philips yang membawa hal-hal dalam Islam yang benar-benar tidak benar, dan menumbuhsuburkan Islamophobia.”
Philips, yang memiliki gelar dari Universitas Islam Madinah dan Universitas Riyadh, dan mendirikan Universitas Islam Online, tinggal di Qatar tapi tetap menjadi pembicara konferensi yang populer di Kanada. Dia memberikan kuliah tentang “musik dan kencan” di sebuah masjid Toronto April lalu.
Dalam video online-nya, mantan musisi panggilan musik kecanduan jahat. “Intinya adalah bahwa jika musik itu bermanfaat, maka musisi akan menunjukkan manfaat yang dalam hidup mereka,” katanya dalam sebuah video YouTube.
“Apa yang Anda lihat justru adalah bahwa beberapa elemen yang paling korup masyarakat yang ditemukan di antara para musisi. Obat-obatan, penyimpangan dan homoseksualitas, hal ini jenis dan semua korupsi yang ada di sana, orang bunuh diri, “katanya. “Kenyataannya adalah bahwa hal itu sebenarnya tidak membawa sisi, jahat gelap yang memproduksi jenis korupsi antara mereka sendiri dan, pada akhirnya, berakhir sampai merusak elemen masyarakat.”
Read more...

Jason Newman, Islam dan Musik menjadi Misi Hidupnya

0 komentar
Jason Newman
“Rasul benar-benar contoh berjalan tentang keunggulan manusia dan beliau menunjukkan seluruh potensi dalam diri yang mungkin dilakukan sesorang,” ujar Ali. Ia memiliki pemaparan menarik tentang alasan yang mengubah dirinya: seorang remaja pemarah yang berjuang hidup di Midwest menjadi bintang Hip-Hop yang akhirnya keliling dunia dengan musiknya.
“Ada banyak peristiwa yang berperan mengubah hidup saya,” ujar Ali. Beberapa peristiwa besar itu ialah terlibat dengan Islam dan terlibat dengan musik.
Ali terlahir dengan nama Jason Newman. Ia memiliki kelainan genetika pigmen, Albino yang juga kerap disertai gangguan penglihatan.
Masa kecilnya diwarnai dengan sikap kejam dan penolakan dari teman-teman kulit putihnya. “Saat anak-anak saya seperti orang buangan,” kenangnya. Ia justru menemukan rumah ketika bersama teman-temanya Afro-Amerika.
“Ketika saya lewat melintas kerumunan kulit putih dan mendengar semua kata-kata rasisme dan supremasi kulit putih, sungguh membuat saya bingung dan kesal.”
Namun Ali, 33 tahun, mengatakan Islam yang ia peluk pada usia 15 tahun telah membantunya melalui masa-masa sulitnya. Ia berpisah dengan istrinya yang ia nikahi selama 10 tahun, sempat menjadi gelandangan dan kini tengah mencoba mengamankan hak asuh atas anak lelakinya. “Islam telah membantu saya dari banyak hal tadi. Agama ini membantu saya memahami diri saya dan dunia lebih baik,”

Misi
Bagi Ali, yang baru-baru ini membungkus tur keliling dunia untuk mempromosikan album ‘US’, menjadi solid dengan keyakinannya di tengah kaum elit Hip-Hop bukanlah hal mudah. Namun, begitu ia mengingat Rasul Muhammad, ia bisa menjadi pribadi lebih sabar dan teguh.
“Salah satu pesan utama lewat Al Qur’an dan dari tradisi Rasul Muhammad adalah ide keunggulan, bahwa semua yang Muslim lakukan, mereka ingin melakukan dengan sempurna dan selalu ingin berkualitas. Saya sangat terinspirasi oleh itu,” ujarnya. Ali pun meyakini dengnan musiknya dan keyakinan Islam-nya, ia menjalankan misi tersebut.
“Saya percaya inilah alasan mengapa saya dilahirkan, ini pekerjaan saya dan tujuan saya sebagai Muslim, untuk melakukan terbaik yang bisa saya lakukan.” ujarnya. Lirik lagu-lagunya menyoal semua perjuangan hidupnya, mulai masalah rasisme di Amerika hingga perang. Khusus dalam album terakhir ia menulis sebuah lagu tentng perang.
“Kita sebagai warga Amerika dibuat untuk melekat dengan patriotisme buta. Saya membuat lagi tentang perasaan ini, tentang sisi bawah Amerika yang kita tak pernah benar-benar dengar,” paparnya.
“Karena lagu ini saya kehilangan satu kesempatan tur yang selama ini saya tunggu. Ketika kami di Australia, Departemen Keamanan Dalam Negeri membekukan semua data kami. Saya duga lagu tersebut dan kontroversinya yang menyebabkan itu semua,” tutur Ali.
Namun Ali, ayah dari Seorang putra Fahim, 9 tahun, dan putri, Soulaila, 2 tahun, mengaku tidak ingin mengompromikan keyakinannya. “Apa yang penting ketika menerapkan Islam dalam kehidupan adalah tidak berpura-pura menjadi orang lain. Itulah mengapa dalam musik saya, saya mencoba tidak bersikap munafik dan mengekspresikannya dengan cara paling paling jujur.”

Sumber :
http://www.kisahmuallaf.com/
Read more...

Foto-Foto Suasana Perkampungan Muslim di Tanah Papua

0 komentar
Mengutip dari sebuah artikel sahabat dimana Cerita ini dimulai di bulan agustus 2011, tepatnya  ketika bulan Ramadhan ungkap Chandra, udah lama sih tapi akan lebih asyik bila di simak foto-fotonya yang tentunya pasti seru...katanya.
ditulis bahwa Chandra Traveling sendirian ke kampung Walesi-Wamena Papua dimana dirinya penasaran karena ada komunitas marjinal Islam disana, dengan menggunakan Pesawat Hercules dari Jayapura yang sebelumnya terbang dari Jogjakarta. Disana beliau nyempetin motret hal menarik Berikut foto- foto beliau, teman-teman bisa di simak disini :


Sekolah dan Masjid


Rumah Adat tanpak dari kejauhan


Suasana Mess di Pesantren


Suasana di dalam Rumah Adat Honai


Yang dulunya gemar memelihara Babi kini di ganti Kambing


Anak-anak Muslimah Suku Walesi


Belajar Iqra Anak-anak Pesantren di Walesi


Mengajar  Iqra adik-adik diPesantren


Senyum Ceria anak-anak Walesi


Bapak Kasim dan Anaknya


Ima da Saudaranya


Khusyuk Berdo'a Anak-anak Walesi


Menu Sehari-hari Anak-anak Walesi


Hasil Tulisan Iqra anak-anak Walesi


Santai sambil buat tas Noken









Senyum Ceria Anak-Anak Walesi

Pendukung Timnas Juga nih..Bro


Chandra bermain di sungai bersama Anak-anak Walesi


Chandra " sudah seperti dianggap keluarga sendiri

Chandra " Hasil kunjungan di perkampungan Walesi dapat oleh Ubi"an dalam tas Noken"

Itu sebagian potret Perjalanan Chandra di Kampung Walesi Wamena, sebenarnya Chandra kepengen melakukan pameran photo yang pastinya dibantu para agan-agan di seluruh Indonesia untuk memperkenalkan potret kehidupan islam ini. 
Pameran pertamanya sih pernah diadakan di bulan agustus 2012  di Jogjakarta, dirinya berharap bisa melaksanakan hajatnya mengadakan pameran di beberapa kota besar di indonesia. Tujuannya mengumpulkan bantuan yang langsung diserahkan ke Panti asuhan yang ada di walesi Wamena Papua ucapnya..
Nih klo agan berminat buat pameran bareng Chandra, teman-teman boleh sharing di No Kontak 085231344215/Pm atau fb ane di https://www.facebook.com/candra.tjitrodimedjo  
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/511b8b824f6ea18269000000

Read more...
 
. © 2012 Berbagi Syiar Islam. Supported by Ilman-Islam and Graficom